JAKARTA, MERCUSUAR – Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Ratna Dewi Pettalolo mengajak perempuan aktif dalam penguatan demokrasi di Indonesia. Salah satunya dengan memenuhi keterwakilan 30% perempuan di parlemen maupun jabatan publik lainnya.
Ajakan tersebut disampaikan Ratna Dewi Pettalolo dalam kegiatan Konsolidasi Nasional Perempuan Pengawas Pemilu di Hotel Grand Mercure Harmoni, Jakarta Pusat, pada Selasa (20/12/2022).
“Demokrasi tidak ada apa-apanya tanpa kehadiran perempuan, akan terasa hampa,” tegas Ratna Dewi Pettalolo.
Langkah pertama yang harus dilakukan, sambung perempuan asal Palu, Sulawesi Tenggara ini, mengidentifikasi masalah perempuan. Hal ini diperlukan karena memiliki posisi yang lemah dibanding laki-laki.
“Ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu perbaikan di internal maupun bagaimana melakukan advokasi hal-hal yang bersumber dari eksternal perempuan,” sambungnya.
Dalam konteks kepemiluan, Ratna Dewi menambahkan, perempuan harus berani menolak jika hanya dijadikan pelengkap untuk memenuhi keterwakilan 30% tersebut. Perempuan harus ditempatkan pada posisinya kunci.
“Perempuan juga harus mempunyai spirit yang kuat, perempuan perlu dukungan dari partai politik sehingga perempuan mampu menyentuh partai politik dan tidak menjadi seperti pajangan atau aksesoris saja,” ujarnya.
Dengan semangatnya, perempuan harus siap berkontestasi berpartisipasi sebagai peserta, penyelenggara, maupun pemilih mendobrak sekat-sekat yang melemahkan kaumnya sendiri.
“Sekat-sekat ini harus dihapus agar perempuan dalam pemilu leluasa baik sebagai peserta, pemilih, maupun penyelenggara,” pungkas Anggota Bawaslu RI periode 2017-2022 ini.*/TIN