BALUT, MERCUSUAR- Pembangunan bandar udara di Banggai Laut, terus digeber dari segala lini, salah satunya dengan pemberian nama. Pemberian nama yang tepat, dinilai akan dapat memberikan ciri khas tersendiri, sehingga dalam hal memberikan nama, tidak boleh lepas dari kearifan lokal dan penjaringan aspirasi dari masyarakat.
Sekretaris Tumundo Banggai, Muh Syarif Asgar Uda’a, dalam rapat penjaringan nama Bandara mengatakan, dengan mempertimbangkan berbagai aspek, di antaranya kearifan lokal serta sprit makna di balik nama yang memiliki ghirrah, sebagai sumber motivasi dan inspirasi, maka tiga nama yang diusulkan, yakni Maulana Frins Mandapar, Babolau Batomundoan dan Sayid Abu Kasim.
“Hampir seluruh peserta menyetujui dengan nama Maulana Frins Mandapar,” jelas Syarif Uda’a, Selasa (10/8/2021).
Saat ini, ujar dia, beberapa tahapan telah dijalani, hanya saja nama bandar udara wajib ditetapkan berdasarkan peraturan daerah atau perda.
“Rapat ini juga bertujuan untuk memberi kekuatan hukum terhadap penamaannya dengan dibuatkan perda oleh DPRD, untuk diusulkan ke pusat, melalui Gubernur Provinsi Sulawesi tengah,” terangnya.
Dinukil dari Harian Luwuk Post, Kepala UPBU Tanjung Api Ampana, Fitrajaya Siwu menyatakan, tahun 2021 pembangunan bandar udara di Desa Kendek, Kecamatan Banggai Utara itu, tetap dilanjutkan. Pembangunan bandar udara telah dimulai sejak tahun 2019. Saat itu, Kementerian Perhubungan mengucurkan anggaran Rp10 miliar untuk proses clearing, grubing, dan pengawasan pekerjaan. Tahun 2020, kembali dialokasikan sebesar Rp30,1 miliar.
Saat kunjungan mantan Gubernur Sulteng, Longki Djanggola pada 15 September 2020 lalu, landasan pacu telah digarap. Tahun 2021 mendatang, Fitrajaya memastikan anggaran yang dialokasikan masih sama dengan 2020.
Bupati Banggai Laut, Sofyan Kaepa menyampaikan, Kepala Dinas Perhubungan Balut akan ke Jakarta untuk bertemu dengan Dirjen Perhubungan Udara, terkait penambahan landasan pacu bandara menjadi 1.600 meter. Selain itu, usulan anggaran pembangunan lanjutan tiga tahap sebesar Rp400 miliar, akan direalisasikan mulai tahun 2022.
Air bersih juga akan diarahkan ke Desa Kendek, untuk memenuhi kebutuhan bandar udara. RM