HARI Minggu (3/6) siang lalu, saya bersama 11 wartawan lainnya ke Luwuk, ibu kota Kabupaten Banggai. Kebetulan pesawatnya terbang menjelang sore.
Di ruang keberangkatan, saya melihat ada pimpinan BNI, Aka Mardanis. Dia juga pasti ikut berangkat, tetapi entah tujuan ke kota mana.
Tetapi saya sempat heran, mengapa banyak orang yang mengantarkan Pak Aka. Lalu, di ruang keberangkatan, Pak Aka nyaris tak pernah duduk. Ia selalu diajak untuk foto-foto.
Saya sempat berpikir, Pak Aka mirip seorang aktris. Ya, karena banyak orang yang bergiliran memintanya untuk foto-foto. Mereka benar-benar tampak akrab satu sama lainnya.
Saat penumpang dipersilakan naik ke pesawat, Pak Aka harus bersalaman dengan puluhan pengantarnya. Tentu saja, ada juga cipika-cipiki.
Ketika saya turun dari pesawat, Pak Aka ternyata duduk di kursi paling belakang. Ia tidak beranjak dari duduknya. Ia memperhatikan para penumpang yang turun dari pesawat.
Teman-teman saya kebanyakan tidak mengenal Pak Aka. Saya pun menegurnya ketika berada di dekatnya.
“Saya ke Manado,” katanya sembari tersenyum ketika saya menegurnya. Saya berpikir, ia ada tugas lagi ke Manado.
Tadi malam, barulah saya mendapat kabar bahwa Pak Aka sudah pindah tugas ke Manado. Pantaslah, saat ia berangkat diantar banyak orang, karyawan dan karyawati BNI.
Tetapi, Pak Aka pergi secara diam-diam bagi wartawan. Sebab, tak seorang wartawan pun yang tahu bahwa ia pindah tugas ke Manado.TASMAN BANTO