BANGGAI, MERCUSUAR- Pada Sabtu (26/2/2022), genap setahun Bupati Banggai Laut (Balut), Sofyan Kaepa dan Wakil Bupati Balut, Ablit H. Ilyas, memimpin kabupaten tersebut. Meski di luar banyak kritikan terhadap mereka, namun ada pencapaian keberhasilan yang perlu mendapat apresiasi.
Wakil Ketua I DPRD Balut, Patwan Kuba mengatakan, ada beberapa poin penting yang perlu diketahui, di masa kepemimpinan Sofyan – Ablit, di antaranya menata kembali pengelolaan keuangan daerah pasca diterpa masalah, dan menyelesaikan sebagian hutang pemerintah daerah. Kemudian, mengendalikan pencairan keuangan di masa transisi di Maret 2021, dengan cara setiap pencairan harus melalui bupati.
“Bagi saya itu adalah kebijakan cerdas. Tujuannya agar uang daerah yang keluar, tidak menimbulkan masalah dan untuk penyelamatan kas daerah,” ucapnya, Minggu (27/2/2022).
Selain itu juga, anggota legislatif (anleg) asal Partai Demokrat ini menyebutkan, pemerintah saat ini sudah melunasi tunggakan pemda kepada BPJS, hutang obat dengan RSUD, dengan pihak distributor obat, serta pajak daerah.
“Hal yang lebih menarik lagi, bupatin melakukan penataan birokrasi tanpa mengedepankan demdam politik, pascapilkada 2020, dan faktanya begitu,” ujarnya.
Kebijakan berani yang dinilai tidak berpihak pada ASN, yakni melakukan efesiensi TPP.
“Ini adalah langkah berani, dan tidak sangat polulis bagi ASN, tapi bupati berani lakukan, dalam rangka mengendalikan keuangan daerah, agar orientasi APBD Balut di masa pemerintahannya benar- benar pro rakyat,” terangnya.
Selain itu, bupati menjalan program penyaluran BBM oleh Pertamina, lewat SPBU di Banggai Laut, yang dulunya masyarakat pulau dan pelosok desa susah dapatkan BBM 1 harga.
“Alhamdulillah di masa pemerintahan ini, bupati melakukan percepatan dan langsung eksekusi tanpa embel- embel, SPBU mini sudah bertambah, Pertashop setiap pulau dan kecamatan sudah ada.” ucapnya.
Ada juga program yang luar biasa, yakni percepatan pembangunan bandara, Polres, Kodim dan Lapas, semua dengan cepat terproses. dan iven- iven pariwisata yang dulunya hanya di skala daerah, sekarang Banggai Laut menjadi target pariwisata nasional, dengan Mbuang – mbuang dan Malabot Tumbe.
Ada hal yang menarik kata Patawa, dalam proses lahirnya ranperda APBD dan ranperda lain sudah lebih transparan dan akuntabel, di bidang kesehatan ada lonjakan yang fantastis, yakni gaji dokter spesialis yang dulunya daerah tetangga lebih tinggi, namun saat ini bupati naikkan melebih nominal kabupaten tetangga.
“Dokter spesialis berpikir untuk datang ke Banggai Laut, karena jauh dan gajinya rendah. Sekarang gaji sudah dinaikkan, Alhamdulilah sudah ada 7 dokter ahli di RSUD Balut, dan kalau dulu honorer nanti 3 bulan baru cair, sekarang tiap bulan bisa cair,” terangnya.
Untuk visi – misi kepala daerah yang belum terealisas,i kendalanya adalah keuangan yang minim. Namun kondisi keuangan daerah yang serba sulit ini, tidak membuat semangat bupati dan wakil bupati untuk melakukan upaya- upaya lobi kepada pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. RM