ART Tolak Tawaran Damai Kuasa Hukum Yenny Rantung

PALU, MERCUSUAR – Perseturuan antara Yenny Yus Rantung dengan Anggota DPD RI, Abdul Rachman Thaha (ART) belum mereda, jalan damai yang ditawarkan oleh kuasa hukum, Yenny Yus Rantung, tidak ditanggapi oleh pihak ART. 

“Kami sudah final memilih pintu pengadilan daripada pintu damai. Klien kami sudah bulat. Kami memilih pembuktian di hadapan pengadilan saja,” tegas Kuasa hukum ART, Amerullah, di Palu, Sabtu (10/11/2023). 

Abdul Rachman Thaha yang diwakili kuasa hukumnya, Amerullah S.H, menyatakan bahwa upaya perdamaian yang disampaikan oleh kuasa hukum Yenny Yus Rantung, Natsir Said, tidak disambut kliennya dengan tangan terbuka. Karena, Yenny sendiri dalam beberapa kesempatan mengakui bahwa dirinya terlibat langsung dalam upaya konspirasi untuk “menghabisi” karir dan keselamatan anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha. Hal itu dilakukan di tahun 2020, kemudian berlanjut lagi di tahun 2023.

“Yenny sendiri membuat pengakuan itu kepada klien kami,” Beber Amerullah.

Kata Amerullah, sudah banyak perencanaan niat jahat yang di tujukan kepada ART tidak berhasil di 2020 dan sekarang diulang lagi di tahun 2023. Seperti kejadian di Marowali Utara pada oktober 2023 Yenny nyaris mencelakai ART karena ditemukan membawa pisau yang kini sudah diamankan, dan terjadi saling lapor tindakan penganiayaan. Belum puas melaporkan ART dengan penganiayaan, Yenny kembali ke Polda Sulteng untuk melaporkan pidana pencurian mobil Honda CRV. Padahal status kepemilikan mobil itu adalah milik ART. Yenny hanya dipinjam namanya dan yang membayar keseluruhan adalah ART.

Menurutnya, karena selalu getol menyuarakan aspirasi dari daerah yang menjadi Daerah pemilihan (Dapil) nya, ART ini selalu menjadi target. Karena banyak yang merasa terganggu, bongkar sang pengacara. 

Jika ditanya hubungan kedekatan ART dan Yenny, Amerullah juga heran dengan klaim sepihak Yenny, 

“Yenny jangan berangan-angan dan menafsirkan sendiri. Hubungan sahabat jangan dilebih-lebihkan. Jangan baper sendiri dong,” tegas Amerullah.

Untuk itu, Amerullah meminta Yenny dan kuasa hukumnya agar bersiap saja menghadapi proses hukum hingga di pengadilan. Apa yang disampaikan ART ke publik biarlah menjadi urusan ART.

Pos terkait