Bulan Sabit Merah Turki Latih 15 Pembudidaya Ikan di Kalukubula

IMG-20210706-WA0012

 BULAN Sabit Merah Turki (Turskish Red Crescent) melatih 15 warga pembubidaya ikan nila di Desa Kalukubula, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi. Warga dilatih membudidayakan ikan nila dengan kolam terpal sistem bioflok.

Pelatihan itu dilakukan Bulan Sabit Merah Turki bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Tengah dan Dinas Perikanan dan Kelautan Sulteng. Pelatihan dimulai Rabu, 30 Juni 2021 selama tiga  bulan.

Perwakilan Negara untuk Delegasi Bulan Sabit Merah Turki di Indonesia, Teyfik Cem Binatli kepada Mercusuar, Senin (5/7) menyebutkan, pelatihan ini adalah projek livelihood (mata pencaharian) budidaya ikan nila melalui system bioflok.

Selama pelatihan, warga pembubidaya ikan diberikan keahlian dan keterampilan membudidayakan ikan nila pada system bioflok (kolam biofilter). Diharapkan nanti kegiatan itu menjadi salah satu alternatif peluang usaha yang menarik untuk dikembangkan pada masa pandemi virus korona Covid-19.

Sebanyak 15 warga yang ikut pelatihan pernah menekuni usaha itu sebelum gempa, tsunami, dan likuefaksi tahun 2018. Bencana itu menghancurkan tempat usaha mereka.

Melalui pelatihan budidaya ikan dengan kolam terpal sistem bioflok ini diharapkan pembudidaya ikan itu bisa turut serta menjaga ketahanan pangan dan gizi masyarakat sebagai salah satu pemasok ikan nila.

Budidaya ikan menggunakan sistem bioflok ini merupakan teknik budidaya ikan dengan bantuan bakteri pengurai yang baik atau sering disebut dengan pro biotik. 

Bakteri yang berupa gumpalan -gumpalan di kolam ini yang ini sering disebut dengan bioflok. Bakteri inilah yang mampu mengurai limbah sisa pakan ikan yang ada di dasar kolam maupun kotoran ikan atau feses.

Bakteri bioflok inilah yang menjadi makanan tambahan bagi ikan yang ada di kolam dengan sistem bioflok tersebut.

Dengan adanya tambahan makanan dari bakteri bioflok ini, maka pertumbuhan ikan di kolam dengan sistem bioflok menjadi lebih cepat. 

Rata-rata budidaya ikan seperti nila dengan sistem bioflok, untuk benih ukuran 7 centimeter (cm) – 9 cm bisa dipanen dalam jangka waktu tiga hingga empat bulan dengan rerata ukuran ikan sekilo 6 ekor – 8 ekor.

Setiap meter kubik air di kolam bioflok bisa 150-200 ekor ikan. Dengan diameter 4 meter artinya 7-8 kubik air, artinya bisa menampung sebanyak  
1.000-1.400 ikan. 

Namun yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan kolam bioflok ini adalah aerasi atau suplai oksigen dalam air kolam bioflok dengan dengan cara menyemprotkan air ke udara atau dengan memberikan gelembung-gelembung halus udara dan membiarkannya naik melalui air. 

Aerasi dalam budidaya ikan di kolam dengan sistem bioflok ini sangat penting, karena suplai oksigen ini selain dibutuhkan untuk ikan yang padat tebar, juga dibutuhkan bagi bakteri yang hidup di kolam tersebut. 

Karena itu, apabila suplai oksigen terhenti akibat aerator mati karena rusak atau mati listrik, maka perlu perlakuan khusus kepada ikan di kolam bioflok.

Bisa dilakukan dengan menurunkan volume air, agar ikan lebih mudah mendapatkan oksigen, sebaiknya aerator yang mati jangan lebih dari dua jam, karena bisa menyebabkan ikan di kolam bioflok mati akibat kurang oksigen.TASMAN BANTO

Pos terkait