Dinkes Sulteng Gelar Pertemuan Penguatan KB dan Kespro

LOLU UTARA, MERCUSUAR – Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melalui Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) menggelar Pertemuan Penguatan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi (KR) di Provinsi Sulteng, bertempat di Hotel Santika, Senin (22/10/2023).

Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) masuk sebagai salah satu kegiatan prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Khususnya, hal tersebut menyangkut kesehatan ibu dan anak.

Beberapa isu strategis yang menjadi perhatian pemerintah ialah mengenai turunnya penggunaan kontrasepsi modern, kebutuhan ber-KB yang tidak dapat terlayani (unmeet need), disparitas antarwilayah, serta tingginya peserta KB yang putus pakai.

Maka, Dinkes Sulteng mengumpulkan bagian perencanaan di Dinkes dan Puskesmas kabupaten/kota se Sulteng untuk rembuk bersama, membahas apa permasalahan setiap daerah akibat adanya keterlambatan data pelayanan KB/KR di wilayahnya.

Pengelola Program KB Kespro pada Dinkes Sulteng, Zhery Muliati mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperkuat pelaksanaan pelayanan Kespro dan KB, khususnya untuk memahami kebijakan dan evaluasi kualitas pelayanan KB, serta memahami kebijakan peningkatan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, dalam upaya peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

Peserta diharapkan dapat memahami pentingnya peningkatan kualitas pelayanan KB dan Kespro di wilayah kerjanya, serta upaya yang telah dilakukan untuk menyelesaikan yang dihadapi di tingkat kabupaten kota sekaligus evaluasi.

Kepala Bidang Kesmas, Fransesca D. Rasubala, saat membuka kegiatan Orientasi Pengelolaan Posyandu mengatakan, saat ini Indonesia masih mempunyai banyak permasalahan dan tantangan, dalam upaya pelayanan kesehatan reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi, yang tercermin dari pernikahan dan kehamilan remaja juga masih cukup tinggi.

“Masih ada sebanyak 17,4 persen perempuan usia 19 tahun telah menjadi ibu atau sedang hamil anak pertama,hal itu bersumber dari SD DKI tahun 2017. Sedangkan angka fertilitas kelompok umur 15-19 tahun sebesar 32 per 1000 perempuan umur 15 sampai 19 tahun menurut Skve 2019,” paparnya.

Sesuai kondisi tersebut, diperlukan upaya peningkatan Kespro bagi pasangan calon pengantin dan Kespro pada pasangan usia produktif dan bagi penyandang disabilitas, peran ini diperlukan lintas sektor terkait.

Berdasarkan data di Provinsi Sulteng, pada 2022 Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 128 per 100 ribu kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 18,6 per 1000 kelahiran hidup dan stunting sebanyak 28,2 persen dan persentasi wanita berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin dan sedang menggunakan alat reproduksi sebanyak 54.15 persen.

Melihat permasalahan ini, dengan menggunakan pengambangan Kespro sebagai upaya pengembangan Kespro dengan berbagai sasaran tersebut, diperlukan upaya pemenuhan pelayanan kesehatan reproduksi telah dilaksanakan dengan pengembangan program kesehatan kespro.

Perlunya dilakukan penguatan lintas sektor pelayanan dan meningkatkan koordinasi dalam rangka pelayanan Kespro di kabupaten Kota dan hasil pertemuan ini adanya kesepakatan bersama untuk peningkatan target layanan KB/KR. ABS

Pos terkait