IMIP 12 TahunTerus Memacu Serapan Tenaga Kerja Lokal

Direktur Komunikasi PT IMIP Emilia Bassar dan Direktur Operasional PT IMIP Irsan Widjaja memotong tumpeng menandai rasa syukur di hari jadi ke-11 PT IMIP, Kamis (03/10/2024). (Foto: Media Relations PT IMIP)

HARI ini, Jumat, 3 Oktober 2025, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) merayakan ulang tahun ke-12. Perusahaan itu terus berkembang dan semakin banyak menampung tenaga kerja.

“Tantangan bukan sesuatu yang harus dihindari, namun harus kita hadapi dengan penuh optimisme. Mari terus berkembang meraih kesuksesan yang lebih besar,” ujar Direktur Operasional PT IMIP Irsan Widjaja beberapa waktu lalu.

Dikatakan, sepanjang perjalanannya, dinamika kawasan industri pengolahan nikel yang berpusat di Morowali, Sulawesi Tengah ini, setidaknya IMIP telah menghadapi tiga rintangan utama, yaitu hambatan operasional, pandemi Covid-19, dan fluktuasi pasar global.

Namun, berkat kerja keras, dedikasi, dan sinergi seluruh karyawan IMIP dengan berbagai pihak, menurutnya, IMIP berhasil melampaui beragam kesulitan tersebut, bahkan memetik pencapaian-pencapaian berharga.

“Di balik setiap tantangan kita selalu menemukan peluang untuk tumbuh, belajar, dan berkembang lebih jauh,” tuturnya.

Saat ini, kebijakan pengembangan hilirisasi sektor industri, menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menekan angka pengangguran, sekaligus meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan negara. Industri pengolahan nikel turut memberi dampak terhadap dinamika perekonomian di daerah, seperti hadirnya PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang menjadi “ladang”baru penyerapan tenaga kerja, khususnya di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Kini, puluhan ribu wajah menorehkan harapan di tengah kawasan industri ini. IMIP menjadi denyut nadi yang menghidupkan kesempatan yang sempat terpendam di bawah garis minimal ekonomi.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng merilis data kondisi ketenagakerjaan di daerah pada Februari 2025. Tercatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) melalui survei angkatan kerja nasional (Sakernas) saat itu sebesar 3,02 persen atau mengalami penurunan 0,13 persen poin dibandingkan Februari 2024, sebanyak 3,15 persen.

Plt. Kepala BPS Provinsi Sulteng, Imron Taufik J. Musa S.Si, M.Si., merinci, jumlah pengangguran per Februari 2025 mencapai 49,61 ribu orang. Angka ini sedikit menurun dari Februari 2024 yang tercatat 49,62 ribu orang. Ia mengatakan, tingkat pengangguran ini menjadikan Sulawesi Tengah sebagai provinsi dengan angka terendah ketiga secara nasional, saat itu.

Hasil Sakernas Februari 2025 menyebut, tiga lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak, adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 44,56 persen, sektor perdagangan 12,71 persen, serta industri pengolahan 10,55 persen.

Jika dibandingkan Februari 2024, tiga lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 85,87 ribu orang, industri pengolahan 19,79 ribu orang dan pendidikan 15,78 ribu orang.

“Sektor industri pengolahan turut andil dalam menurunkan angka pengangguran di Sulteng,” ucap Imron Taufik.

Head of Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan mengatakan, kehadiran kawasan industri berbasis nikel yang terintegrasi ini memang diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Morowali dan Sulteng secara luas.

“Sudah tertuang dalam visi, misi dan nilai perusahaan, bagaimana IMIP bisa memfasilitasi perkembangan usaha masyarakat lokal dan memberi kontribusi nyata bagi daerah,” tegas Dedy.

Untuk kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi industri, PT IMIP menyerap tenaga kerja lokal dan meningkatkan kesejahteraan. Ada karyawan IMIP yang dulunya kerja serabutan, kini setelah bekerja di sini mampu meningkatkan kualitas hidup dan rumah tangganya.

Melihat angka serapan tenaga kerja, 92 persen pekerja di kawasan IMIP berasal dari Pulau Sulawesi. Delapan persen lainnya dari luar Sulawesi.  Per tanggal 1 September 2025 jumlah tenaga kerja di kawasan IMIP sebanyak 86.394 orang.

Jika dibagi berdasarkan wilayah yang ada di Pulau Sulawesi (enam provinsi), tenaga kerja asal Sulteng, lebih dominan, sebanyak 31 persen. Sedangkan khusus pekerja dari Kabupaten Morowali, mencapai 58 persen dari total keseluruhan karyawan dari Sulteng.

Sejak tahun 2020, penyerapan tenaga kerja di kawasan IMIP, terus meningkat. Jika tahun 2020 ada 35.592 orang, 2021 naik 51.542 orang, tahun 2022 sebanyak 68.466 orang, 2023 ada 74.350 orang dan 2024 sekitar 83.000 orang.

Jumlah serapan tenaga kerja terus mengalami peningkatan secara signifikan setiap waktu, seiring meningkatnya nilai investasi di kawasan industri tersebut. 

“Calon pekerja yang diinterview setiap hari berkisar 200 hingga 500 orang. Ini menunjukan animo masyarakat untuk bekerja di IMIP semakin meningkat. Sebagian besar pekerja di IMIP merupakan lulusan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia,” tandas Dedy.*/MAN

Pos terkait