DONGGALA, MERCUSUAR — Upaya pemulihan pasca-bencana kembali membuahkan hasil. Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Fakultas Teknik Universitas Tadulako (UNTAD) berhasil menyelesaikan pembangunan ulang bendung irigasi di Sungai Uwenja, Desa Limboro, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala. Infrastruktur ini sempat luluh lantak diterjang banjir bandang pada 8 Juli 2025 silam, yang mengakibatkan terhentinya aliran irigasi ke lahan pertanian warga.
Bendung baru yang dibangun menggunakan sistem bronjong batu dipilih karena memiliki keunggulan dari sisi kekokohan, efisiensi biaya, serta ketahanan terhadap fluktuasi debit air tinggi. Dengan selesainya konstruksi ini, sekitar 40 hektar sawah petani kembali terairi, menghidupkan kembali denyut pertanian di wilayah tersebut.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga dibekali kemampuan teknis dan kelembagaan untuk mengelola irigasi secara mandiri melalui P3A (Perkumpulan Petani Pemakai Air),” ujar Prof. Dr. Eng. Ir. Andi Rusdin, ST., M.T., M.Sc., ketua tim pengabdi sekaligus dosen Fakultas Teknik UNTAD., belum lama ini.
Proyek ini tidak hanya melibatkan akademisi, tetapi juga mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) serta masyarakat desa yang bahu-membahu membangun bendung secara gotong royong. Selain pembangunan fisik, tim juga menggelar pelatihan manajemen air irigasi, teknik pemasangan bronjong, serta edukasi pemeliharaan saluran agar masyarakat dapat menjaga keberlanjutan bendung secara berkelanjutan.
Kepala Desa Limboro menyampaikan apresiasi atas kontribusi nyata UNTAD dalam memulihkan produktivitas pertanian dan mendukung ketahanan pangan lokal. “Ini adalah contoh sinergi yang baik antara perguruan tinggi dan desa. Dampaknya langsung terasa oleh masyarakat,” ujarnya.
Program pengabdian masyarakat ini didanai oleh DIPA Universitas Tadulako Tahun Anggaran 2025, serta sejalan dengan misi pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam aspek ketahanan pangan, pengelolaan air yang berkelanjutan, dan pembangunan desa yang tangguh menghadapi bencana.UTM
