PALU, MERCUSUAR – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) kembali menggelar Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) yang dimulai hari ini sampai besok. Ini merupakan penyelenggaran IPOC yang ke-17 dan penyelenggaraan kedua secara virtual.
Konferensi yang diikuti 1.000 peserta dari 30 negara ini menarik dicermati karena momentum penyelenggaraannya bertepatan dengan kenaikan harga minyak sawit dunia.
Ketua Panitia IPOC 2021, Mona Surya mengatakan tahun 2021 ini merupakan tahun keemasan industri sawit karena harga CPO global mencapai puncak tertinggi dalam sejarah. Sepanjang 2021, harga rata-rata CPO di atas US$1.000 per metrik ton bahkan mencapai puncak tertinggi US$1.390 per metrik ton pada Oktober lalu.
Bagaimana prospek harga CPO pada tahun depan akan menjadi salah satu topik yang akan dibahas dalam konferensi tahunan ini. Mona mengatakan konferensi ini membahas peluang pasar minyak sawit dunia di beberapa negara tujuan utama ekspor. Kemudian, supply dan demand minyak nabati dunia, tren pasar global dan juga proyeksi harga minyak sawit untuk tahun depan.
Selain outlook harga tahun depan, sejalan dengan fokus pemerintah untuk melakukan pemulihan ekonomi pasca pandemi, IPOC 2021 ini juga membahas peran industri sawit dalam upaya pemulihan ekonomi.
Mona mengatakan sebagai negara produsen utama kelapa sawit dunia, kenaikan harga CPO tentu memberikan dampak positif pada peningkatan pendapatan petani serta menjaga neraca perdagangan Indonesia tetap positif di tengah pandemi Covid-19.
Situasi harga tinggi saat ini, yang terjadi karena produksi di negara pordusen sawit sedang menurun serta karena produksi minyak nabati lainnya juga mengalami perlambatan, sewaktu-waktu bisa berubah, apabila produksi kembali meningkat dan permintaan menurun.
“Untuk itu diperlukan strategi yang tepat untuk menjaga kestabilan harga dan juga daya saing dalam situasi ini. Untuk itu, IPOC tahun ini akan membahas secara komprehensif mengenai strategi pemulihan ekonomi berkelanjutan kaitannya dengan peranan kelapa sawit,” ujar Mona dalam konferensi pers, Rabu (17/11) lalu.
Dalam IPOC 2021 ini akan hadir beberapa menteri terkait untuk memberikan pandangan dan informasi terkait strategi pemerintah dalam memulihkan perekonomian yang berkelanjutan.
Presiden RI, Joko Widodo dijadwalkan akan memberikan sambutan khusus di awal acara yang dilanjutkan dengan keynote speech dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto sekaligus akan membuka acara IPOC 2021 secara resmi.
Seperti IPOC-IPOC sebelumnya, pada IPOC 2021 ini juga akan hadir pembicara-pembicara ahli sawit senior dunia yang akan menguak tren harga dan isu global yang mempengaruhinya.
Joko Supriyono, Ketua Umum Gapki mengatakan kenaikan harga CPO pada tahun ini terjadi karena performa produksi sawit baik di Indonesia maupun Malaysia yang stagnan (flat) di tengah permintaan yang tinggi di beberapa negara tujuan ekspor sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terjadi. Fenomena ketidakseimbangan antara produksi dan permintaan ini, menurut Joko, tak hanya terjadi pada CPO tetapi juga komoditas lainnya.
Eddy Martono, Sekretaris Jenderal Gapki mengatakan industri sawit juga mengalami gangguan pada pengadaaan pupuk. Harga pupuk juga tinggi bahkan naik hampir 100%. Hal ini tentu menganggu pemupukan tanaman terutama petani. “Ini ada kemungkinan kalau terganggu (pemupukan), pasti produksi tahun depan akan turun,” ujarnya.MAN