Kehangatan Haul Guru Tua: Komunitas Tionghoa Tunjukkan Dukungan dan Toleransi

PALU, MERCUSUAR – Suasana hangat terasa di kompleks Alkhairaat, Jalan Sis Aljufri, Sabtu (12/4/2025), saat ribuan jemaah berkumpul untuk memperingati Haul ke-57 Guru Tua, Habib Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri. Di antara kerumunan yang datang dari berbagai latar belakang, tampak kehadiran komunitas Tionghoa yang turut meramaikan acara dengan semangat toleransi yang tinggi.

Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulawesi Tengah, Wijaya Chandra, dalam sesi testimoni mengungkapkan kekagumannya terhadap sosok Guru Tua, bukan hanya sebagai ulama besar dalam tradisi Islam, tetapi juga sebagai pendidik yang meninggalkan jejak kuat dalam dunia pendidikan di Sulawesi.

“Guru Tua telah menjadi simbol kebangkitan spiritual dan jembatan kerukunan antarpemeluk agama,” ungkap Wijaya di hadapan hadirin. Ia menyatakan telah menyampaikan dukungan, baik secara lisan maupun tertulis, atas pengusulan Guru Tua sebagai Pahlawan Nasional.

Dukungan komunitas Tionghoa tak hanya hadir dalam bentuk kata. Seperti tahun-tahun sebelumnya, PSMTI bersama Vihara Karuna Dipa turut ambil bagian dalam kegiatan sosial dengan membagikan air minum, es krim, dan roti gratis kepada para jemaah. Sebuah bentuk penghormatan yang menunjukkan bahwa keberagaman bisa tumbuh subur dalam ruang spiritual yang sama.

“Kami merasakan sendiri berkah dari doa dan dakwah Guru Tua. Haul ini menjadi momen yang mempertemukan kami dengan banyak sahabat dalam suasana penuh kehangatan,” lanjutnya.

Tak hanya sebagai acara keagamaan, haul Guru Tua juga dinilai memiliki potensi besar sebagai wisata religi yang mampu menggerakkan masyarakat lintas golongan. Bagi banyak warga, ini bukan sekadar mengenang tokoh besar, melainkan merayakan persaudaraan dalam keberagaman. JEF

Pos terkait