PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid menyatakan dukungan terhadap pelaksanaan Kongres Mbaso yang digagas Forum Pemuda Kaili Bangkit sebagai upaya memperkuat nilai-nilai kearifan lokal.
“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Kongres Mbaso menjadi upaya strategis memperkuat nilai-nilai kearifan lokal di tengah perkembangan zaman saat ini,” kata dia saat menerima kunjungan Forum Pemuda Kaili Bangkit di Palu, Senin.
Ia mengapresiasi pelaksanaan kegiatan tersebut yang mengusung tema tentang penguatan hukum adat dan pelestarian budaya lokal.
Ia juga mendorong Forum Pemuda Kaili Bangkit menyusun kajian akademis guna memformalkan hukum adat di Sulawesi Tengah.
Sejak peraturan daerah terkait dengan lembaga adat disahkan, kata dia, upaya pelestarian budaya lokal di Sulteng mendapat landasan hukum yang lebih kuat.
Namun, ujar dia, masih diperlukan langkah lebih lanjut untuk memastikan eksistensi dalam sistem hukum formal.
Anwar juga menekankan pentingnya pelestarian bahasa daerah.
Untuk itu, ia menyatakan mendukung rencana pembuatan kamus bahasa lokal oleh Forum Pemuda Kaili Bangkit.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menghidupkan penggunaan bahasa daerah di sekolah, khususnya di lingkungan keluarga.
Pada kesempatan ini, ia mengungkapkan, rencana pemerintah membangun Sekolah Rakyat yang menyasar peserta didik dari keluarga kurang mampu.
Dia mengatakan Kementerian Sosial telah menyetujui usulan Pemprov Sulteng, termasuk pembangunan Sekolah Rakyat di Kabupaten Tojo Una-una dan Donggala.
“Program ini akan membentuk 1.000 tadulako atau pemuda pemudi Sulteng yang akan mendapatkan akses pendidikan melalui pembiayaan pemerintah,” ujarnya.
Ketua Panitia Kongres Mbaso Abd Rahman Syamsu menyampaikan kongres yang dijadwalkan pada Agustus mendatang mengangkat tema tentang kearifan lokal serta pembahasan hukum adat yang disinergikan dengan program pemerintah daerah.
Pihaknya juga memastikan komitmen Forum Pemuda Kaili Bangkit dalam rangka menyusun kamus bahasa daerah untuk mendukung program pelestarian budaya di sektor pendidikan, serta upaya penangkaran buaya di seputar Teluk Palu.*/MAN