PALU, MERCUSUAR- Kapolresta Palu, Kombes Pol Barliansyah mengatakan, pihaknya telah mengantongi identitas pelaku penyerangan dan perusakan kantor PT Adijaya Karya Makmur (AKM).
“Sesuai instruksi Kapolda, bahwa kasus penyerangan tersebut akan diusut tuntas,maka warga yang terbukti melakukan tindakan anarkis akan diproses sesuai hukum yang berlaku,” jelas Barliansyah, Senin (19/9/2022).
Para pelaku bukan hanya melakukan perusakan, namun juga melakukan penganiayaan berat terhadap karyawan AKM.
Meski telah mengantongi identitas, Kapolresta tidak bersedia menyebut nama para pelaku ataupun oknum yang diduga menggerakkan aksi penyerangan, perusakan, dan penganiayaan.
Menurut Kapolresta, menindaklanjuti permasalahan perusahaan pertambangan emas PT CPM dan para penambang di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, maka Kapolda Sulteng akan mengundang para penambang untuk menghadiri pertemuan dengan Kapolda Sulteng dan pihak-pihak terkait lainnya.
“Iya dari hasil pertemuan bersama pihak CPM, Gubernur, Kapolda Sulteng dan Danrem 132/Tdl, maka ada dua poin yang akan dilakukan, pertama Kapolda akan mengundang warga Poboya untuk pertemuan, kemudian Kapolda meminta agar kasus pengrusakan dan penganiayaan berat diusut hingga tuntas,” kata Kapolresta.
Pentauan Mercusuar, pada Senin sekira pukul 15.10 Wita, situasi di areal pertambangan Poboya mulai kondusif, meskipun terlihat masih ada beberapa kelompok warga berkumpul akan tetapi kendaraan sudah bisa melintas. Jalan yang sebelumnya diblokade penambang sudah dapat dilalui oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
Sementara sejumlah pasukan Brimob bersenjata lengkap masih disiagakan di Kantor PT AKM dan PT CPM, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebelumnya, Minggu (18/9/2022), ratusan penambang berunjukrasa di seputar Kantor PT AKM yang merupakan perusahaan kontraktor dari PT Citra Palu Minerals (CPM), mereka menuntut agar diperbolehkan menjalankan aktifitas pertambangan di wilayah tersebut.
Namun, unjuk rasa itu berakhir rusuh, massa aksi yang tersulut emosi memaksa masuk ke area kantor PT AKM dan melakukan pengrusakan dengan melempar bangunan kantor dan pos penjagaan, bahkan empat unit alat berat juga dirusak (3 excavator terbakar, 1 bulldoser rusak berat), dan juga satu mobil pikup juga menjadi sasaran amukan massa.
“Satu orang karyawan PT AKM mengalami penganiayaan berat, hingga harus dilarikan ke rumah sakit,” kata Kapolresta.
Dilansir dari kaidah.id (19/9/2022), Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura menyebut dua nama yang diduga sebagai otak perusakan kantor dan fasilita PT AKM di kawasan pertambangan emas PT CPM.
Gubernur bahkan tidak menyebut inisial dari kedua nama tersebut. Kedua nama yang disebut Gubernur adalah Hartati dan Agus, tanpa merinci kedua nama dimaksud.
“Ada yang gerakan di belakang itu, yang cari-cari doi (uang). Ada Tati, Hartati dan Agus. Kalau sama saya tidak, tapi di sana dia cari uang,” tegas Gubernur Rusdy Mastura.
Gubernur menduga, mereka itu dapat uang dari toke-toke yang beli emas di penambang Poboya.
“Nanti kita bilang sama toke-toke itu, mereka itu penadah,” tegas Gubernur tanpa menyebut nama toke-toke dimaksud.AMR/KDH