PALU, MERCUSUAR – PT Sumberdaya Indonesia Berjaya (SIB) kembali menggelar pelatihan petani kelapa sawit dari Kabupaten Morowali. Pelatihan yang fokus pada teknis budidaya sawit itu diikuti 35 petani yang mayoritas ibu-ibu.
Pelatihan itu dibuka Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulawesi Tengah, Rohani di Palu, Senin (11/8) pagi. Hadir pula Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Morowali, Andi Irman.
Sebelum membuka pelatihan, atas nama pemerintah Provinsi Sulteng, Rohani berterima kasih kepada PT SIB yang menyelenggarakan pelatihan itu. Lewat pelatihan, petani dapat meningkatkan pemahaman serta keterampilan dalam melakukan usaha dan pembinaan budi daya kelapa sawit di Morowali.
Sementara Andi Irman mewanti-wanti para peserta untuk mengikuti pelatihan dengan serius. Ilmu pengetahuan dan keterampilan itu akan menjadi modal besar bagi petani di Morowali.
Sebelumnya, Direktur Utama PT. Sumberdaya Indonesia Berjaya (PT SIB), Andi Yusuf Akbar mengatakan, kegiatan pelatihan peningkatan SDM petani sawit kali ini merupakan kegiatan pemungkas atau terakhir untuk daerah Sulawesi Tengah. Pelatihan terakhir ini adalah angkatan ketiga.
“Diharapkan petani dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya dalam mengelola kebunnya. Sehingga dapat meningkatkan produksi dan poduktifitasnya dengan menghadirkan 35 orang dari Kabupaten Morowali yang kini sebagai angkatan ketiga,” katanya.
Dijelaskan, pelatihan kali ini fokus pada teknis budidaya sawit. Pada pelatihan ini, pihaknya menghadirkan narasumber yang mumpuni dan kompeten di bidang agronomi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kebun petani sawit.
“Selain pemberian materi di kelas, para peserta juga akan diajak melakukan kunjungan lapangan ke PT Unggul di Baras, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, untuk melihat langsung penerapan prinsip-prinsip budidaya sawit berwawasan lingkungan,” katanya.
Ia berharap para peserta juga memahami pentingnya Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) dan program replanting (peremajaan) kelapa sawit.
“Replanting memang memiliki tantangan karena ada masa tunggu, tapi itu bisa diatasi dengan sistem tumpang sari. Hal-hal praktis semacam inilah yang kami ingin tanamkan agar bisa menjadi bekal peserta saat kembali ke kebunnya masing-masing,” katanya.
Secara nasional, kelapa sawit jadi penyumbang devisa yang cukup tinggi sekaligus komoditi perkebunan yang dapat menopang perekonomian kemasyarakatan, dalam hal ini pekebun kelapa sawit.
“Pelatihan ini meliputi pemberian materi, mulai bagaimana melaksanakan kegiatan tanam yang baik, kemudian mengapa sangat penting menggunakan benih bersertifikat, karena benih kelapa sawit belum bersertifikat menghadirkan tanaman yang kurang berkualitas,” kata Andi Yusuf Akbar pada pelatihan sebelumnya.
Selain itu, masalah atau kasus yang sering ditemui oleh para pekebun kelapa sawit nantinya akan diulas di kegiatan pelatihan, mulai dari bagaimana cara pemeliharaannya, bagaimana apabila tanaman kelapa sawit terkena serangan hama dan penyakit, apa saja jenis hama dan penyakit itu.
“Jadi akan disampaikan bagaimana cara untuk dapat mengendalikannya dan meningkatkan produksinya, para pekebun juga diminta untuk menerapkan prinsip budidaya yang baik atau good agricultural practices,” sebut Andi Yusuf Akbar.
“Jadi pelatihan teknis budidaya kelapa sawit itu menekankan bagaimana kita mengorganisasikan pembudidayaan kelapa sawit dengan prinsip dan berwawasan lingkungan,” tegasnya.
Karenanya ia berharap lewat pelatihan ini, para peserta mengetahui bahwa penting memiliki surat tanda daftar budidaya (STDB) kelapa sawit, karena STDB kelapa sawit tidak bisa didapatkan kalau pekebun tidak menerapkan prinsip-prinsip budidaya yang baik.
Mengapa penting sekali yang namanya replanting atau peremajaan kelapa sawit? Karena tentu meningkatkan kualitas tanaman, kualitas produksi dan mungkin tantangannya ketika replanting itu ada masa sela, bahwa diharuskan menunggu tanaman ini dapat menghasilkan.MAN