Sopian: Mahasiswa Harus Siap Beradaptasi

Sopian, A.Md.IP., S.H., M.H., Kepala Divisi Peraturan Perundang-undangan dan Pembinaan Hukum Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Tengah (Kanwil Kemenkum Sulteng), dalam kegiatan Career Talk di Fakultas Hukum Universitas Tadulako, Jumat (10/10/2025). FOTO: DOK KEMENKUM SULTENG

TONDO, MERCUSUAR – “Menjadi sarjana hukum tidak berarti harus menjadi pegawai negeri.” Pesan itu disampaikan Sopian, A.Md.IP., S.H., M.H., Kepala Divisi Peraturan Perundang-undangan dan Pembinaan Hukum Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Tengah (Kanwil Kemenkum Sulteng), dalam kegiatan Career Talk di Fakultas Hukum Universitas Tadulako, Jumat (10/10/2025).

Menurut Sopian, dunia hukum telah mengalami transformasi besar seiring perkembangan teknologi dan globalisasi. Banyak ruang baru yang dapat diisi oleh lulusan hukum, mulai dari sektor pemerintahan, swasta, hingga organisasi masyarakat.

“Sekarang hukum tidak hanya ada di pengadilan, kementerian, atau firma hukum. Di dunia digital, bisnis, hingga pariwisata pun hukum hadir. Itulah mengapa mahasiswa hukum harus beradaptasi,” ujarnya.

Ia menyebutkan sejumlah peluang karier yang bisa digeluti lulusan hukum, antara lain konsultan hukum, corporate legal, analis kebijakan, mediator, akademisi, dan bahkan entrepreneur di bidang layanan hukum digital. “Lulusan hukum adalah joker card. Mereka bisa ditempatkan di mana saja karena setiap bidang membutuhkan kehadiran hukum,” tambahnya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya mahasiswa untuk terus belajar dan memperluas jejaring profesional. Dunia kerja, katanya, lebih menghargai lulusan yang memiliki karakter kuat dan kemampuan kolaborasi lintas disiplin.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkum Sulteng, Rakhmat Renaldy, menyampaikan bahwa perkembangan dunia hukum saat ini membutuhkan generasi muda yang adaptif, kreatif, dan inovatif.

“Kita sedang berada di era di mana hukum tidak lagi eksklusif. Mahasiswa hukum harus punya visi luas, memahami dunia digital, ekonomi kreatif, dan kebijakan publik. Hukum harus hidup di tengah masyarakat, bukan hanya di ruang kuliah,” katanya.

Rakhmat Renaldy juga menekankan bahwa Kemenkum Sulteng membuka ruang kolaborasi dengan kampus melalui program magang, penelitian hukum, dan diskusi publik. “Kami ingin mahasiswa hukum berani keluar dari zona nyaman. Dunia hukum masa depan adalah dunia kolaborasi dan inovasi,” tandasnya. */JEF

Pos terkait