JAKARTA, MERCUSUAR – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI optimistis kondisi ekonomi nasional akan lebih baik pada tahundepan. Indonesia saat ini berada pada momentum yang tepat untukmempercepat pemulihan ekonomi nasional, salah satunya denganadanya pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang PerekonomianRI telah mengumumkan kebijakan pelaksanaan program KUR tahun2022 pada Rabu (29/12). Penyaluran KUR tahun 2022 ditingkatkanmenjadi sebesar Rp373,17 triliun dengan suku bunga tetap sebesar6%.
Sebagai penyalur KUR terbesar di tanah air, BRI meresponkebijakan ini sebagai sesuatu yang positif karena KUR merupakansalah satu penopang pertumbuhan UMKM di Indonesia. Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengungkapkan bahwaperseroan telah mempersiapkan infrastruktur dalam kaitanpengembangan UMKM termasuk KUR.
“BRI menyambut baik alokasi KUR untuk tahun 2022, karena akanmemperluas jangkauan bagi pelaku UMKM khususnya nasabahmikro BRI yang sedang berjuang untuk memulihkan usahanya. Selain itu, KUR menjadi salah satu growth engine bagi BRI di tengah kondisi ekonomi yang menantang,” ungkap Catur.
BRI pun telah merancang berbagai strategi agar dapat memenuhitarget penyaluran KUR di tahun 2022. Lebih lanjut,Direktur BisnisMikro BRI Supari menjelaskan, BRI saat ini memiliki kapasitasyang cukup untuk memenuhi target penyaluran KUR daripemerintah tersebut.
“Hal tersebut tercermin dari realisasi KUR BRI hingga akhirNovember 2021 dimana BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp181,39 triliun kepada lebih dari 6 juta nasabah. Angka ini setaradengan 93,02% dibandingkan dengan target penyaluran KUR BRI di tahun ini dengan nilai Rp195
triliun. Dari sisi sebaran KUR juga meningkat, pada tahun 2019jangkauan sebaran KUR mencapai 5,4 orang dari 100 orangmendapatkan fasilitas KUR dari BRI, dan pada tahun 2021meningkat signifikan menjadi rata-rata sebanyak 8,7 dari 100 orangmendapatkan fasilitas KUR dari BRI,” ujar Supari.
Segmen Mikro BRI di tahun 2022 masih akan menjadi driverpertumbuhan pinjaman BRI. Alokasi KUR, pengembangan Ultra Mikro dan menjaga pertumbuhan Kupedes akan menjadi kuncipertumbuhan segmen Mikro. Secara konsolidasian, hingga akhirSeptember 2021, penyaluran kredit BRI tercatat mencapaiRp.1.026,42 triliun atau tumbuh 9,74 persen year on year (yoy). Salah satu faktor utama penopang pertumbuhan kredit BRI yaknipenyaluran kredit mikro yang mencapai Rp.464,66 triliun pada akhirSeptember 2021 atau tumbuh 41,32 persen yoy. Hal ini menjadikanproporsi kredit mikro BRI mencapai 45,27% dari seluruh total kreditBRI.
Selain itu, Supari juga mengungkapkan bahwa dalam penyalurankredit, BRI telah memiliki business process yang optimal dan sistemyang efisien, sehingga hal ini mendukung upaya perseroan dalampenyaluran kredit di segmen Mikro, termasuk KUR. “Efisiensipenyaluran kredit didapatkan BRI melalui digitalisasi, denganpemanfaatan resources kapabilitas IT dan business model yang sudah teruji saat ini, BRI mampu menjaga bottom line yang solidatau return yang optimal,” pungkas Supari.RES/*