Inflasi Sulteng 2021 Sebesar 1,83 Persen

Inflasi-244c8627

PALU, MERCUSUAR – Berdasarkan data Bank Indonesia Sulawesi Tengah (Sulteng) realisasi inflasi Sulteng pada November 2021 tercatat rendah dan terkendali sebesar 0,18 persen (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 1,83 persen (yoy).

Deputi BI Sulteng, Victor Arya Bekti menjelaskan, secara spasial, inflasi datang dari kedua kota baik Kota Palu maupun Kota Luwuk dengan nilai masing-masing sebesar 0,18 persen (mtm) dan 0,22 persen (mtm).

 

Berdasarkan kelompok inflasi, peningkatan tekanan inflasi paling besar bersumber dari kelompok inflasi Administered prices yaitu sebesar 2,84 persen (mtm). Peningkatan indeks inflasi Administered prices didorong oleh meningkatnya tiket angkutan udara 22,12 persen (mtm).

Peningkatan harga tiket angkutan udara tersebut disebabkan oleh kenaikan permintaan sejalan dengan penurunan harga tarif tes PCR dan pelonggaran persyaratan perjalanan yang dapat menggunakan tes antigen dengan biaya lebih murah,” jelasnya.

Di sisi lain, kelompok Volatile Foods mengalami deflasi sebesar -1,59 persen (mtm) terutama didorong penurunan beberapa jenis ikan segar seperti ikan ekor kuning, ikan selar, dan ikan cakalang. Namun harga minyak goreng terpantau mengalami kenaikan masing-masing sebesar sebesar 5,19 persen (mtm) yang sejalan dengan kenaikan harga CPO yang terjadi sepanjang tahun 2021. Sedangkan untuk kelompok inflasi inti pada November tercatat stabil dengan inflasi rendah sebesar 0,02 persen (mtm).

Dalam menjaga kestabilan harga hortikultura yang memiliki volatilitas dan andil yang tinggi pada inflasi di Sulteng, BI melalui TPID berupaya menggalakan pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk membudidayakan tanaman pangan.

“Pengembangan urban farming pada Kelompok Hortikultura Lorong Sintuvu menjadi pilot project dalam pelaksanaan upaya tersebut. Upaya ini juga akan sangat membantu dalam mengendalikan permintaan hortikultura di pasar saat HBKN selanjutnya yaitu pada Ramadan dan Idul Fitri,” jelasnya.RES

Pos terkait