Gambar 1 Sebaran Potensi Pelaku Usaha Mikro(Sumber: Kemenkop UKM, BPS, Diolah)
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwalayanan keuangan yang dibutuhkan oleh para pelaku usaha mikro, sebagian besar adalah layanan pembiayaan (kredit). Lebih dari53 juta pelaku usaha mikro memerlukan kemudahan akseslayanan keuangan formal dan sebagian besarnya atau lebih dari31 persen adalah pelaku usaha mikro disektor pertanian. Kemudahan akses layanan keuangan (pembiayaan) kepadamereka diharapkan dapat berkontribusi dalam percepatanprogram inklusi nasional & program porsi pinjaman UMKM terhadap total pembiayaan nasional.
Komitmen BRI dalam Sektor Pertanian
Gambar 2 Penyaluran Kredit Mikro BRI Di SektorPertanian Prioritas (Sumber:BRI, 2021)
peningkatan dan memberi kontribusi hampir 20 persen terhadapnasional”, ungkap Supari.
Gambar 3 Penyaluran Kredit Mikro BRI Berdasarkan Sektor Ekonomi (Sumber: BRI, Juni2021)
Selama masa pandemi covid-19 yang dimulai sejak Maret 2020, tidak menyurutkan BRI untuk semakin meningkatkankontribusinya ke sektor pertanian. Supari mengungkapkan, sektor pertanian menjadi salah satu sektor pertumbuhan BRI di masa pandemi. Oleh karena, itu seluruh infrastruktur yang relevan dilakukan penataan kembali untuk semakin dapatmemberi ruang akses kepada pelaku usaha mikro sektorpertanian. Upaya itu, pertama diwujudkan dengan mendekatkan28.000 mantri sebagai ujung tombak pemberdayaan BRI pada ekosistem desa. Kedua, peningkatan berbagai program pemberdayaan klaster yang meliputi literasi dasar, bisnis & digital. Tercatat telah ada 10.000 klaster dan 4.700 klasterdiantaranya adalah klaster pertanian.
Fenomena Pertumbuhan Sektoral Selama Pandemi
Supari menyoroti bahwa dalam kondisi pandemi terdapatfenomena terjadinya perubahan postur pertumbuhan sektoral yang sebelumnya didominasi oleh sektor perdagangan bergeser kesektor yang lain, terutama sektor pertanian.
Ia menambahkan bahwa sepanjang masa pandemi, sektorpertanian terbukti bertahan dan justru mengalami pertumbuhanyang signifikan. “Perseroan memiliki komitmen untuk terusmendorong peningkatan produksi sektor pertanian melaluipembiayaan dan pemberdayaan kepada pelaku usaha di bidangpertanian,” lanjutnya.
Disamping mengubah postur pertumbuhan sektoral, juga terdapatindikasi berdampak kepada perubahan landscape kapasitasproduksi, dalam pendekatan pembiayaan, antara Jawa & luarJawa. Pulau Jawa terindikasi semakin kuat denganintensifikasinya & luar Pulau Jawa terdapat perluasan sentra-sentra produksi pertanian.