BUOL, MERCUSUAR – Tahun 2019, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buol melalui Dinas Perikanan membangun demplot percontohan budidaya udang Vaname intensif kualitas eksport yang akan dikelola secara teknologi.
Kepala Dinas Perikanan Buol, Lani Irawati Saleh SE Ak M.Si mengatakan program budidaya Udang Vaneme yang dikembangkan berlokasi di Balai Benih Ikan Payau (BBIP) Morombue Kecamatan Lakea, dengan luas areal sekitar setengah hektare.
Program pembuatan demplot budidaya udang itu menelan anggaran APBD Rp900 juta yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2019, termasuk Rp180 juta diantaranya dana sharing yang bersumber dari Dana Alokasi khusus (DAK). “Anggaran sebesar itu juga sebagian telah dialokasikan untuk membiayai pembangunan sarana kolam bundar sebanyak lima unit, masing masing berdiameter lebar 10 meter dan tinggi 2 meter termasuk diantaranya membiayai pembangunan jaringan instalasi BBIP Morombue,” jelasnya.
Jika program percontohan budidaya udang yang dikelola secara teknologi itu berhasil untuk diproduksi dengan baik, kata Lani Irawati, maka tidak tertutup kemungkinan kedepan akan diprogramkan pengelolaan budidaya tambak Udang Vaname dengan pola kemitraan. Hal itu sebagai penyangga produksi Udang Vaname yang dikelola secara teknologi. “Potensi pengembangan budidaya Udang Vaname di Buol cukup menjanjikan dalam rangka mendukung percepatan pembangunan daerah dan peningkatan ekonomi masyarakat. Sebab jenis udang ini punya kualitas ekspor dengan nilai harga yang cukup tinggi,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Budidaya dan Pengelolaan Ikan Dinas Perikanan Buol, Sarif Badalu S.Pt menambahkan bahwa secara tehnis budidaya Udang Vaname yang dikelola semuanya bersumber dari benur atau bibit Udang Vaname yang didatangkan dari luar daerah dengan jumlah sebanyak 300 ribu ekor.
Benur akan didatangkan setelah pembuatan lima unit kolam bundar selesai.
“Pembuatan lima unit kolam bundar saat ini sedang dalam tahap penyelesaian, dalam waktu dekat dipastikan pembuatanya rampung 100 persen. Dan 300 ribu benur udang tersebut akan diisi di dalam lima kolam, masing masing diisi sebanyak 60 ribu ekor benur. Insya Llah bulan Oktober 2019 mendatang benur yang akan didatangkan sudah bisa ditebar langsung ke masing masing kolam yang telah dipersiapkan, dengan menggunakan teknologi aliran listrik milik PLN,” jelas Sarif.
Ditambahkannya, melihat kapasitas kemampuan daya tenaga listrik PLN yang akan digunakan untuk menggerakkan fasilitas yang terpasang saat, daya listrik tersebut dinilai tidak memadai.
Olehnya untuk mengantisipasi kekurangan daya listrik tersebut pihaknya memperoleh tambahan alokasi dari APBD Perubahan Buol tahun 2019 sebesar Rp300 juta. Anggaran itu akan dialokasikan untuk membiayai penambahan daya listrik PLN sekitar 41,500 VA dan biaya pengadaan mesin genset berkekuatan 35.000 KVA.
Masih kata Syarif, jika target waktu penaburan benur Udang Paneme dilakukan bulan Oktober 2019, maka waktu panen produksi parsial dapat dilakukan pada Desember 2019. Dengan asumsi hasil panen produksi Udang Vaname setelah dua bulan kemudian diperkirakan bisa mencapai 800 ton untuk satu unit kolam. Jika nilai jual ekspor dikonversi dengan harga termurah misalnya, maka harganya bisa mencapai Rp48 juta setiap kolam, dengan perhitungan nilai harga perkilogram antara Rp60.000 hingga Rp 80.000.
“Budidaya Udang Vaname yang kita akan kembangkan di Buol tahun 2019 baru program percontohan untuk pertama kali. Jika program ini berhasil dan memberi manfaat dan nilai kontribusi yang besar bagi peningkatan ekonomi masyarakat, maka tentunya program pengembanganya akan terus kita programkan sesuai kebijakan pemerintah daerah dan didukung oleh seluruh stakholder di jajaran pemerintah daerah Kabupaten Buol,” tutupnya. SUL