Fasilitasi Sosialisasi Bantuan KUR di Desa Tang

FOTO SOSIALISASI KECAMATAN BOKAT

BUOL, MERCUSUAR – Pemerintah Kecamatan Bokat, Kabupaten Buol memfasilitasi sosialisasi pada sejumlah kelompok tani jagung yang akan menerima bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Mandiri dan BRI di lahan perkebunan jagung Kelompok Bersinar di Desa Tang, Selasa (10/9/2019). 

Sosialisasi terkait mekanisme dan sistem pemberian bantuan KUR itu, turut dihadiri diantaranya Camat Bokat, Moh Kachfi; Kepala Desa (Kades), Tang Suarno Pamentar;  Kepala Seksi Penyuluhan Dinas Pertanian dan Peternakan Buol, Nur Ichsan; fasilitator pembiayaan petani swadaya, Sri Wahyuningsih dan Moh Rizal, serta pihak Bank Mandiri dan BRI.

Menurut Sriwahyunisih, terkait rencana pemberian bantuan KUR pihaknya selaku fasilitator akan tetap membantu mengadvokasi proses pengajuan permohonan petani dengan pihak Bank, agar proses pelayananya berjalan lancar.

“Sehingga kredit usaha rakyat yang dimohon dapat segera dicairkan,” tuturnya.

Tujuan pemanfaatan bantuan KUR, sambungnya, untuk biaya  membuka atau memperluas lahan perkebunan jagung milik kolompok tani yang sudah ada saat ini.

Camat Bokat mengajak seluruh masyarakat kolompok tani perkebunan jagung  Desa Tang, agar benar-benar giat dan serius mengelola usaha perkebunan jagungnya.Sebab usaha perkebunan jagung sangat menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian.

Selain itu, usaha perkebunan jagung merupakan salah satu komoditas unggulan yang tertuang di dalam visi misi Bupati Buol, H Amirudin Rauf.

“Saya berharap bantuan permodalan yang akan diberikan bank melalui program KUR, agar benar-benar dimanfaatkan sesuai peruntukannya demi menghindari adanya pengaruh dari para tengkulak yang mengiming-imingi pemberian pinjaman  modal kerja dengan konpensasi pengembalian pinjaman tersebut. praktek tengkulak seperti itu yang perlu dihindari dan ditekan jangan sampai para petani perkebunan jagung terjerat iming iming mereka,” tandas Camat.

Kades Tang, Suwarno Pamentar menjelaskan bahwa lahan yang dipersiapkan untuk areal perkebunan jagung di Desa Tang seluas 1.000 hektare, dan yang disertifikat seluas 380 hektare.

“Sedang selebihnya saat ini masih dalam proses persertifikatan di BPN Buol,” katanya pada wartawan Media ini usai sosialisasi.

Sementara luas lahan yang sudah ditanami jagung dan dikelola oleh sejumlah kolompok tani, lanjut Kades, sekira 200 hektare dengan jumlah produksi sekira 382 ton setiap kali panen. “Hasil produksi dijual ke PT Japa melalui supplier, Asdar Sainong dengan harga pembelian rata-rata Rp3.800 perkilogram,” ujarnya.

Masyarakat petani jagung yang ada di wilayah itu, tambahnya, berjumlah ratusan orang dan tergabung pada enam kolompok tani, dimana setiap kelompok beranggotakan sekira 30 orang.

Sementara itu, Asdar Sainong menambahkan bahwa harga pembelian Rp3.800 perkilogram merupakan standar dari PT Japa. “Nilainya sudah cukup tinggi. Standar harga itu ditetapkan dengan tujuannya untuk menyelamatkan petani jagung dari adanya permainan harga oleh tengkulak,” kata Asdar. SUL

Pos terkait