BUOL- MERCUSUAR – Pelantikan dan pengambilan sumpahi 25 anggota DPRD Kabupaten (Dekab) Buol periode 2019-2024 di ruang sidang Dekab Buol diwarnai demo, Senin (9/9/2019).
Demo oleh massa yang tergabung dalam Lembaga Pembebasan Ekonomi Kerakyatan Buol (PEKA) itu, menuntut agar anggota Dekab yang baru dilantik dapat memfasilitasi pencabutan izin pembebasan kawasan hutan seluas 10.000 hektare pada PT Hardaya Inti Plantantions (HIP) yang diterbitkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan beberapa waktu lalu.
Demo dengan koordinator lapangan, Hardi Efendi itu, juga menutut pengembalian tanah/lokasi seluas 4.500 hektare di sekitar Sentral Devisi I PT HIP, serta menolak pembayaran hutang kepada Koperasi Amanah sebesar Rp23 miliar.
SRIKANDI A BATALIPU KETUA DEKAB SEMENTARA
Pelantikan dan pengambilan sumpah anggota Dekab Buol Buol oleh Ketua Pengadilan Negeri Buol, Lukman Akhmad SH.
Pada kesempatan itu, juga dilakukan serah terima palu sidang dari Ketua Dekab lama, Leli Yuliwati pada Ketua Dekab Sementara, Srikandi A Batalipu.
Gubernur Sulteng diwakili Kepala Dinas Pangan Sulteng, Ir Abdullah Kawulusan M.Si dalam sambutannya antara lain menekankan agar anggota Dekab yang baru benar-benar menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu, aktif mengakomodir aspirasi masyarakat dan selalu menjaga hubungan kerja yang harmonis dengan pemkab mitra sejajar dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Gubernur berpesan, kedepan anggota Dekab yang baru agar lebih mengedepankan fungsi pengawasan terhadap seluruh kegiatan pemkab yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
REBUTAN KURSI
Pada pelantikan dan pengambilan sumpah itu sempat terjadi insiden yang menimbulkan gelak tawa para undangan, karena terjadi rebutan kursi dua anggota Dekab yang baru dilantik.
Kronologisnya, usai pelantikanke 25 anggota Dekab periiode 2019-2024 langsung diarahkan menduduki kursi masing-masing yang telah disediakan oleh panitia pelantikan.
Namun betapa kagetnya dua orang anggota Dekab, yakni dari PAN, Suparmin P Surah dan Partai Demokrat, Karmin OY Kaimo, ketika melihat kursi yang ada kurang satu. Akibatnya kedua anggota Dekab incumbent itu saling berebutan kursi.
Melihat kejadian tersebut, suasana ruang sidang pun sesaat berubah jadi bahan tertawaan seluruh undangan, tak kecuali Abdullah Kawulusan.
untuk meredam keadaan yang terjadi, pihak panitia berinisiatif mengganti tempat duduk itu dengan sebuah kursi plastik, yang dan selanjutnya diduduki Suparmin P Surah. SUL