229 Tahun Berlalu, Kisah Petualangan David Woodard Kembali ke Kawasan Tanjung Manimbaya

FB_IMG_1653035576028-c58fe3d7
FOTO: Suasana diskusi sekaligus peluncuran buku Kisah Petualangan Kapten David Woodard, di Pustaka Desa Walandano, Kamis (19/5/2022). FOTO: FB MAMAN SUHERMAN

PALU, MERCUSUAR – Meramaikan pelaksanaan Festival Walandano, Kamis (19/5/2022), Pustaka Desa Walandano menggelar diskusi sekaligus peluncuran buku klasik The Narative of Captain Woodard (Kisah Petualangan David Woodard) yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Diskusi ini dilaksanakan di Perpustakaan Desa Walandano, Kecamatan Balaesang Tanjung, Kabupaten Donggala.

Diskusi ini menghadirkan Muh. Isnaeni Muhidin yang memprakarsai penerjemahan buku tersebut, serta pegiat literasi, Jamrin Abubakar dan pembina Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) yang juga seorang penulis, Maman Suherman, sebagai pembaca kritis. Diskusi ini disambut antusias oleh warga Desa Walandano, yang datang menyimak.

Muh. Isnaeni Muhidin ketika ditanyakan terkait alasan penerjemahan buku ini menjelaskan, penerjemahan buku klasik ini didorong oleh semangat untuk menghadirkan kisah petualangan David Woodard secara utuh. Selama ini kata dia, buku yang menjadi referensi bagi mereka yang ingin mengkaji tentang kawasan pesisir Selat Makassar bagian utara pada abad 18 ini, cenderung dikaji secara sepotong-sepotong.

“Untuk itu, kami berupaya untuk menghadirkan secara utuh kisah ini ke dalam bahasa Indonesia, agar dapat dinikmati oleh semua kalangan,” ujarnya.

Buku ini sendiri kata dia, diterjemahkan oleh dua orang penerjemah, yakni Ito Lawputra dan Stev Aryanto. Edisi bahasa Inggris buku yang ditulis oleh William Vaughan berdasarkan kesaksian David Woodard ini, terbit pada 1804, atau 218 tahun lalu.

Selanjutnya, Neni, sapaan akrabnya menjelaskan, alasan mengapa pihaknya memilih meluncurkan buku ini di Walandano, karena 229 tahun lalu, tepatnya 1793, David Woodard terdampar di Ketong yang terletak di pesisir kawasan Tanjung Manimbaya, sama seperti Walandano.

Jamrin Abubakar, dalam tanggapannya terkait buku ini, mengapresiasi upaya penerjemahan ini. Menurutnya, penerjemahan buku ini, merupakan langkah awal bagi upaya penerjemahan buku-buku klasik lainnya yang membahas tentang wilayah Sulawesi Tengah di masa lalu.

Pos terkait