DONGGALA, MERCUSUAR – Selama setahun ini, Ali Assagaf jarang bertemu anaknya yang sedang menempuh pendidikan. Bahri Rizkila, 14 tahun demikian nama anak Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Donggala ini, sejak lulus sekolah dasar langsung dikirim ke pondok pasantren Al-Rifa’ie Malang, Jawa Timur.
“Selama satu tahun itu, saya tidak pernah ketemu dia dipesantren. Hanya ibunya saja. Pas masa libur ini saya jemput dia,” ujarnya.
Ali menuturkan bahwa saat ia menjemput anak semata wayangnya itu, ia sempat melihat dan merasakan langsung aktifitas pondok dengan cara berbuka bersama, khususnya dengan 20-an teman anaknya yang tidur se kamar.
Termasuk berdiskusi sejenak dengan ustad pembimbing dan pimpinan pondok sebelum pamit untuk membawa anaknya pulang ke Palu mengisi liburan Hari Raya Idul Fitri.
Terkait pendidikan anak ini, alumni Universitas Alkhiaraat Palu itu berharap agar anaknya diberikan pengetahuan agama yang merupakan dasar dalam perjalanan sang anak ke masa depan. Disamping itu, dipilihnya ponpes di Jawa adalah untuk melembutkan karakter sang anak.
“Karakter orang (Indonesia) timur dan Jawa itu berbeda. Kalau orang timur, jiwanya keras, tetapi ketika dia berada di daerah Jawa (Malang) diharapkan terjadi perubahan karakter menjadi lembut,” ujar alumni Sekolah Usaha Perikanan Negeri (SUPN) Ambon, Maluku ini.
Ali yang lahir dari orang tua Taha Assagaf dan Masaad Alhadar, dalam mengisi masa libur lebaran berharap anaknya dapat bergembira dengan merasakan lagi panasnya udara Kota Palu sebelum kembali mondok. HID