DONGGALA, MERCUSUAR – Debat publik ke 2 pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Donggala 2018 berlangsung dengan tema peningkatan pelayanan publik dan menyelesaikan persoalan daerah di Kabupaten Donggala. Namun isi debat lebih banyak menyoal pelayanan kesehatan dan nyaris tanpa membahas pendidikan.
Debat yang dimulai pukul 20:00 wita di gedung Nahdlatul Khairaat Desa Labuan Lelea Kecamatan Labuan, Sabtu (28/4/2018), kembali menghadirkan moderator DR. Abdullah Iskandar, SH. MH yang kali ini didampingi Dewi Rana Amir, SH. MH.
Suasana riuh para pendukung paslon 1 Anita B. Noerdin – Abdul Rahman (Arrahman), paslon 2 Kasman Lassa – Moh. Yasin (Sakaya), paslon 3 Vera E. Laruni – Taufik Burhan (Vegata) dan paslon 4 Idham Pagaluma – Mohamad Yasin M. Lataka (Iyamo) nyaris tak mampu dikendalikan moderator yang membuat ruangan jadi berhawa panas walupun telah terpasang beberapa alat pendingin udara.
TAK HADIRI DEBAT VERA SAKIT YASIN SIBUK KERJA
Jalannya debat, sedikit tidak berimbang karena paslon 1 dan 2 tampil lengkap calon bupati (cabup) dan calon wakil (cawabup)-nya, sehingga keduanya terlihat lebih siap dengan bergantian memberikan tanggapan yang disampaikan moderator. Sementara paslon 3 tidak dihadiri cabup Vera E. Laruni dengan alasan sakit sehingga hanya menghadirkan cawabup Taufik M. Burhan.
Demikian pula paslon 4 juga tidak dihadiri cawabup Mohamad Yasin M. Lataka yang sibuk menyelesaikan pekerjaannya sebagai konsultan pajak, sehingga membuat cabup Idham Pagaluma harus menghadapi sendiri jalannya debat yang berlangsung dalam lima sesi itu.
Mulai dari sesi pertama hingga sesi ketiga pertanyaan antar paslon, tak satu pun yang menyinggung tentang pendidikan. Pada sesi pertama penyampaian visi misi dan sesi kedua penajaman visi misi semuanya berputar dipersoalan kesehatan.
Kemudian pada sesi ketiga pertanyaan antar paslon yang merupakan roh dari debat ini, dimulai pada paslon 4 yang bertanya pada paslon 1, kembali mengulang pertanyaan tentang pelayanan Rumah Sakit Kabelota yang dinilai parah.
Paslon 1 menjawab bahwa RS. Kabelota adalah rumah sakit rujukan yang harusnya memiliki sejumlah fasiltas namun sampai hari ini belum bisa memenuhi kontrak kerjasama yang sudah dibangun.
Kemudian paslon 1 bertanya pada paslon 2, juga tentang kebijakan yang dikaitakan dengan layanan kesehatan. Jawaban paslon 2 pun menjelaskan seputar kegiatan yang sudah dilakukan selama menjadi bupati Donggala.
Giliran paslon 2 bertanya pada paslon 3 yang berkaitan dengan telekomunikasi yang belum mampu menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Donggala. Dijawab oleh paslon 3 yang akan memfasilitasi pembangunan jaringan telekomunikasi jika terpilih.
Selanjutnya paslon 3 bertanya kepada paslon 4 yang diharapkan tentang pendidikan karena cawabup Taufik berlatar sarjana pendidikan, namun yang ditanyakan kebijakan menangani permasalah daerah (yang tidak mau disebutkan masalanya apa), dan dijawab oleh paslon 4 tentang pentingnya penataan wilayah terkait dengan pemekaran Donggala Utara.
Pertanyaan tentang pelayanan pendidikan baru muncul hanya sekali pada sesi empat terkait isu strategis daerah yang ditanyakan oleh moderator kepada paslon 3 tentang kebutuhan ruang kelas baru yang masih menjadi persoalan di Kabupaten Donggala. Dijawab oleh paslon 3 akan memenuhi seluruh kebutuhan pendidikan di Kabupaten Donggala. HID