Kisah “Penjaga” Tenun Donggala

Sulawesi Tengah dikenal dengan kain tenunnya. Khususnya di wilayah Donggala, banyak perempuan yang sehari-harinya menenun kain donggala.  “Penjaga”kain tenun Donggala ini, menjadi pilhan perempuan bernama Nurul Islami untuk diabadikan lewat Photo Story.

Cibul panggilan manjanya, memilih kisah itu untuk diceritakan lewat foto. Sosok ibu Mia, salah seorang penenun kain yang tetap sabar meski peminat dari kain tenun donggala masih sedikit. Ia mulai menenun sejak tahun 1992 dan tetap menenun sampai saat ini. Ibu Mia, bahkan tidak keberatan jika kisahnya diceritakan lewat foto.

Tenyata, pembuatan kain tenun Donggala melewati proses panjang. Sedihnya, mengapa pekerjaan yang  butuh keahlian khusus seperti ini peminatnya  sedikit. “Saya bisa melihat semangat dari ibu Mia sangat besar untuk tetap melestarikan budaya kita sarung donggala ini. dia perempuan hebat,”kata Cibul.

“Bagi saya, dari kisah ini saya lebih menghargai hasil karya seseorang. jerih payah Mia menghasilkan sebuah kain itu membuat saya malu dengan diri sendiri ia sanggup berjuang meskipun peminatnya kurang,”katanya.

Cibul berharap, foto yang menceritakan kisah Penenun Kain Donggala ini menginspirasi perempuan lainnya. Bahwa, semangat dan kesabaran bekerja sangat dibutuhkan. Semoga kain tenun Donggala tetap eksis sampai kapan pun dan peminatnya banyak. Sehingga penenun tetap semangat membuat kain.  Bagi generasi muda,  agar jangan malu untuk belajar menenun, karena kain tenun adalah warisan leluhur yang harus  dijaga dan lestarikan.

Di hari Kartini tahun ini, sebagai perempuan masa kini harus terus memperjuangakan hak- hak, seperti yang ibu Kartini perjuangkan bagi perempuan. Pada intinya,  jangan mau dipandang rendah dan selalu berbuat baik kepada siapapun. IKI

Pos terkait