Cerita tentang Ibu Sahia, seorang nenek yang bekerja sebagai pemulung sampah plastik menjadi pilihan Nurul Istiqfari Maharani diangkat dalam foto storinya. Pegawai Bank BRI yang hobi fotogarfi ini, ikut dalam pemeran Photo Story Exhibition, bertajuk Through The Eyes of The Woman.
Perempuan yang sering dipanggil Nurul punya alasan tersendiri memilih Ibu Sahia sebagai objek foto storinya. Menurutnya, cerita dan perjuangan perempuan paruh baya itu sangat menginspirasi dan menggambarkan sosok wanita yang tangguh, kuat dan juga tabah dalam menjalani hidupnya. Walau bekerja sebagai pemulung sampah plastik, ibu sahia berhasil menyekolahkan tujuh orang anaknya. Bahkan, membantu anak-anaknya menyekolahkan tiga orang cucunya.
“Sebelumnya saya melakukan riset tentang kisah Ibu Sahia. Dia (Ibu Sahia) sangat senang karena ternyata masih ada orang-orang yang peduli dengan kisah hidupnya,”kata Nurul.
Bagi Nurul, ada dua kata yang tepat buat Ibu Sahia yaitu perjuangan dan keikhlasan. Dua kata itu , ia dapatkan selama mengikuti Ibu Sahia menjalankan aktifitasnya sebagai seorang pemulung sampah plastik. Tidak peduli panasnya cuaca, hujan sekalipun, Ibu Sahia tetap tekun menjalani pekerjaannya tanpa mengeluh dan bersedih.
“Ibu Sahia selalu ceria dan tekun dalam mencari sampah-sampah plastik hanya demi untuk mencukupi kehidupannya dan bisa membiayai sekolah anaknya dan cucu-cucunya. Dari kisah Ibu Sahia kita bisa belajar lebih mensyukuri apa yang saya miliki selama ini. She’s definately open my eyes,”ungkap perempua kelahiran Palu, 17 November 1995 lalu.
Ia berharap, semoga melalui momen pameran foto di Hari Kartini ini, bisa menginspirasi banyak yang mungkin kurang merasa bersyukur dengan apa yang mereka miliki. Perempuan harus, mandiri dan bisa diandalkan dimana saja mereka berada dan selalu menjadi Perempuan yang cerdas agar tidak mudah direndahkan di kalangan mana saja.
“perempuan itu Tangguh, kuat, tabah, sabar, penyayang dan luar biasa,”tutupnya. IKI