DONGGALA, MERCUSUAR – Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) Desa Lompio, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala melaksanakan penanaman 333 bibit pohon butun, di sepanjang pinggiran pantai Desa Lompio, Selasa (12/4/2022).
Penanaman bibit pohon tersebut merupakan salah satu program kerja project Disaster Risk Resilience in Central Sulawesi (DiRiReCS) yang difasilitasi oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bekerja sama dengan Solidar Suisse.
Ketua KMPB Desa Lompio, Erwin menambahkan, KMPB merupakan bagian dari masyarakat di Desa Lompio. Olehnya, sudah merupakan tanggung jawab bersama untuk menjaga dan melestarikan alam yang ada di sekitar, agar Desa Lompio bisa selalu asri dan juga bisa meminimalisir risiko ancaman yang ada, salah satunya adalah ancaman rob (banjir air laut).
“Desa Lompio merupakan salah satu desa yang terdampak cukup parah pascabencana 2018 silam. Salah satu dampak yang paling terasa adalah banjir rob, yang sudah merenggut lahan dan tanah masyarakat. Maka dari itu, penanaman butun ini kami lakukan sebagai upaya mitigasi untuk pengurangan risiko dari banjir rob yang sudah melanda sejak 2018,” tutur Erwin.
Kepala Desa Lompio, Suardin, memberikan apresiasi atas kepedulian KMPB sebagai bagian dari masyarakat, yang sudah memberikan kontribusi terbaik untuk desa.
Menurut Suardin, kegiatan penanaman tersebut juga merupakan salah satu proses mitigasi dalam program yang selaras dengan Pemerintah Kabupaten Donggala, yakni ‘Ngapaku Narisi Ante Bala’ yang artinya sama dengan Desa Tangguh Bencana.
“Terima kasih kepada MDMC beserta Solidar Suisse, yang sudah banyak membantu Desa Lompio sejak terkena musibah pada ahun 2018 silam,” kata Suardin.
Sementara itu, Program Manager DiRiReCS MDMC, Muh. Syaltut menyampaikan bahwa Program DiRiRecs merupakan bagian dari program Pimpinan Pusat MDMC yang bekerja sama dengan Solidar Suisse di Sulteng, khususnya di 21 desa di wilayah Pantai Barat Kabupaten Donggala.
“Kami mengharapkan semoga program ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya bagi yang terdampak pasca bencana 2018 silam,” ujar Syaltut.
Senada dengan Syaltut, Fasilitator MDMC Pendamping Desa Lompio, Muh. Amrul Khair mengatakan dalam program DiRiReCS, MDMC dan Solidar Suisse hanya bertugas membantu memfasilitasi masyarakat, terkait upaya membangun ketangguhan desa menghadapi ancaman bencana.
“Selebihnya, masyarakat sendirilah yang bisa mandiri dan kreatif dalam membuat aksi atau program, untuk mengurangi risiko dari ancaman yang ada di Desa Lompio, sehingga bisa terwujud semboyan Ngapaku Narisi Ante Bala tersebut,” tutup Amrul.
Turut hadir dalam kegiatan penanaman tersebut BPD Lompio, seluruh anggota KMPB Desa Lompio, KMPB Desa Walandano, KMPB Desa Pomolulu, para Fasilitator MDMC, serta masyarakat sekitar. IEA