DONGGALA,MERCUSUAR- “Sudah jatuh,tertimpa tangga”, mungkin ini peribahasa yang dapat ditujukan kepada sejumlah warga pesisir pantai di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala. Pasalnya, usai rumah mereka porak poranda dihantam gempa dan tsunami, kini perkampungan tersebut dilanda banjir akibat air laut pasang.
Deni warga setempat mengatakan, peristiwa pasangnya air hingga ke pemukiman warga, belum pernah terjadi selama ia tinggal di desa tersebut.
“Nanti kali ini air banjir begini, biasanya naik tapi tidak sampai di rumah-rumah,” ujarnya, saat ditemui, Senin (8/10/2018) sore.
Dia mengungkapkan, dirinya bersama keluarganya sudah hendak turun dari pengungsian untuk menata sisa-sisa puing rumah, namun naas harus kembali diperhadapkan dengan musibah banjir atau air pasang.
“Padahal rencananya kita mau buat tenda-tenda di depan rumah saja untuk sementara, tapi banjir begini,” ujarnya.
Sementara, Indah warga lainnya mengaku,pascagempa dan tsunami, setiap sore atau sekira pukul 17.20 wita air mulai pasang dan merendam rumah-rumah warga dan kondisinya berlangsung hingga lama, barulah air laut surut.
“Lama baru turun, biasanya tengah malam baru mulai turun airnya,” kata Indah.
Diketahui pada Jumat (28/9/2018), gempa bumi berkekuatan 7,4 SR yang menyebabkan gelombang tsunami dan lekuefaksi melanda Kota Palu, Sigi dan Donggala membuat ribuan rumah porak poranda dan memakan korban meninggal dunia hingga ribuan jiwa. AMR
Usai Tsunami, Banjir Melanda Warga Pesisir Tompe
