Perang India-Pakistan Bisa Picu Kelaparan Global, 125 Juta Orang Terancam

PALU, MERCUSUAR – Perang India dan Pakistan berpotensi memicu kelaparan global. Bukan hanya itu, jika perang yang terjadi menggunakan persenjataan nuklir, diperkiran bakal memakan korban hingga 125 juta orang.

Dampak mengerikan itu telah diperingatkan para pakar ketika dua negara bersenjata nuklir itu terlibat pertempuran lintas batas, sejak Selasa malam. Para pakar khawatir ketegangan negara anak benua tersebut, berubah menjadi perang habis-habisan.

Dilansir dari sindonews, para pakar dalam jurnal akademis yang diterbitkan di Bulletin of the Atomic Scientists mengatakan ratusan juta orang akan binasa segera jika perseteruan kedua negara mengakibatkan penggunaan senjata nuklir.

Menurut mereka, penggunaan senjata nuklir berarti gumpalan besar debu akan dilepaskan ke atmosfer Bumi. Sehingga dapat memicu kelaparan yang akan memengaruhi miliaran orang di seluruh dunia.

Pada Selasa malam hingga Rabu dinihari, India meluncurkan sekitar 24 rudal presisi ke Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikendalikan Pakistan.

Menurut Islamabad, serangan India itu menewaskan 31 orang. Pakistan menggambarkan serangan tersebut sebagai “tindakan perang”, dan mengeklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India sebagai balasan.

Ketegangan awalnya dipicu serangan teror kelompok bersenjata yang menewaskan 26 turis Hindu di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Menurut India, pelaku serangan teror yang terjadi pada pada 22 April lalu tersebut berbasis di Pakistan.

Total Sekitar 400 Senjata Nuklir

Pakistan dan India diperkirakan memiliki kurang dari 400 senjata nuklir di antara mereka. Para ilmuwan mengatakan dampak dari penggunaannya akan jauh melampaui Asia Selatan.

Pada 2019, peneliti dari Departemen Ilmu Lingkungan Universitas Rutgers AS menganalisis dampak mengerikan jika kedua negara itu terlibat perang nuklir.

Menurut mereka, sekitar 125 juta orang akan binasa dalam ledakan nuklir awal. Kemudian kebakaran besar dari ledakan tersebut dapat melepaskan sekitar 16 juta hingga 36 juta ton jelaga ke atmosfer bagian atas, yang akan menyebar ke seluruh dunia hanya dalam beberapa minggu.

Jelaga tebal tersebut akan mengurangi jumlah sinar matahari yang mencapai permukaan Bumi sekitar 20% hingga 35%. Hal itu dapat menyebabkan Bumi mendingin hingga dua hingga lima derajat.

Kurangnya sinar matahari dan berkurangnya jumlah curah hujan juga akan berdampak lebih luas pada pertanian. Hal itu berpotensi menyebabkan kelaparan massal yang akan berdampak pada miliaran orang.

Jatuhnya nuklir juga akan menyebarkan keracunan radioaktif ke area yang luas. Jumlah asap di atmosfer Bumi berarti perlu waktu hingga satu dekade agar keadaan kembali normal, imbuh para ilmuwan.

Alan Robock, seorang profesor terhormat di Departemen Ilmu Lingkungan di Universitas Rutgers yang ikut menulis penelitian tersebut, mengatakan pada saat itu: “Sembilan negara memiliki senjata nuklir, tetapi Pakistan dan India adalah yang dengan cepat meningkatkan persenjataan mereka.”

“Karena perseteruan yang terus berlanjut antara kedua negara bersenjata nuklir ini, khususnya atas Kashmir, penting untuk memahami konsekuensi dari perang nuklir,” paparnya.

“Perang seperti itu tidak hanya akan mengancam lokasi-lokasi yang mungkin menjadi sasaran bom, tetapi juga seluruh dunia,” imbuh dia, yang dikutip The Mirror, Kamis (8/5/2025). SDC/TMU

Pos terkait