PALU, MERCUSUAR – Kebijakan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Longki Djanggola dalam pencegahan COVID-19, mendapatkan apresiasi dari akademisi. Hal itu disampaikan langsung oleh salah seorang akademisi, sekaligus pengamat kebijakan publik Universitas Tadulako (Untad), Dr. Slamet Riadi Cante, M.Si.
Menurutnya, kebijakan Gubernur Sulteng tersebut patut diberi apresiasi, karena instruksi gubernur untuk melakukan pengawasan secara ketat, terhadap mobilitas masyarakat di wilayah perbatasan, merupakan sebuah langkah yang bersifat positif.
“Demikian juga dengan menyiapkan beberapa tempat untuk penanganan masyarakat yang terdampak COVID-19,” ujarnya.
Hanya saja lanjutnya, beberapa kepala daerah masih terkesan belum proaktif, mengantisipasi penyebaran COVID-19. Misalnya melakukan penyemprotan disinfektan di sarana public, seperti rumah ibadah, pasar bahkan sampai rumah warga, cenderung belum dilakukan secara menyeluruh. Juga sosialisasi dan edukasi pada level desa dan kelurahan, terkesan belum dilaksanakan secara maksimal.
“Gubernur dan Ketua DPRD Sulteng dan Wali Kota Palu sudah melakukan berbagai langkah-langkah pencegahan, namun sangat disayangkan beberapa pejabat di daerah kabupaten/kota terkesan belum memiliki kepedulian, terhadap bencana kemanusian yang melanda negeri ini,” jelasnya.
Mantan Dekan Fisip Untad ini menilai, beberapa kepala daerah lebih memilih untuk fokus deklarasi dan kampanye untuk menjadi bakal calon kepala daerah. Padahal idealnya, sebagai pejabat daerah yang masih aktif, harus lebih mengutamakan pelayanan dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat khususnya terkait penanganan COVID-19.
“Sikap pejabat seperti ini patut diragukan komitmen dan integritasnya, ketika mereka kembali terpilih menjadi pemimpin di daerah ini. Meskipun berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, belum ada masyarakat yang positif terdampak COVID-19 , akan tetapi upaya pencegahan harus tetap dilakukan,” jelasnya.RES
