TANAMODINDI, MERCUSUAR – Setelah dinobatkan sebagai Ayah Genre, Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, mulai menjalankan sejumlah program TP PKK Kota Palu, utamanya mendukung kegiatan meningkatkan indeks pengetahuan kesehatan reproduksi remaja melalui program 4G (GenRe goes to School, GenRe in Media, GenRe be Inspiring and GenRe Social.
Pertemuan tersebut dalam rangka pembahasan program P2KB tindaklanjut penobatan Ayah Genre dan Program Penurunan Stunting. Sekaligus mempertegas pelaksanaan program Bangga Kencana Semarak (Semakin Mantap Bergerak).
Hadianto menyampaikan bahwa langkah dan program yang dilaksanakan oleh P2KB Kota Palu selama tujuannya untuk hal positif dan untuk kemasyarakatan, maka mendapat dukungan dari Pemkot Palu.
“Apalagi disejumlah kegiatan P2KB bersinergi dengan dengan PKK Kota Palu, maka sangat tepat. Baik itu penanganan masalah stunting, kebersihan dan keluarga,” urainya.
Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Palu, dr Royke Abraham mengatakan, salah satu tujuan dilaksanakannya penobatan Ayah Bunda Genre, yaitu untuk merangkul generasi muda atau kaum milenial dalam suatu wadah agar lebih terlibat dalam program Bangga Kencana khususnya dalam mensosialisasikan triad KRR (Say No To Early Marriage, No Sex Before Marriage, and No Drugs).
Program 4G ini dalam upayanya mengantisipasi permasalahan seputar remaja, melibatkan pengelola sekolah, pendidik sebaya, dan konselor sebaya PIK (Pusat Informasi Konseling) Remaja yang ada di sekolah yang bersangkutan dan Duta Genre.
Untuk program GenRe Goes to School kedepan bertujuan meningkatkan pengetahuan remaja tentang permasalahan seputar dunia remaja, semisal penyimpangan perilaku seksual (sek bebas) dan napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif). Melalui program GenRe Goes to School, remaja akan mendapatkan informasi yang tepat tentang segala permasalahan diseputar dunia remaja serta meningkatkan pengembangan PIK (Pusat Informasi dan Konseling) Remaja Unggulan Jalur Sekolah.
Dia menambahkan, program ini akan dilaksanakan dengan dua pendekatan, yang pertama, pendekatan kepada orang tua yang mempunya remaja melalui pengembangan kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR). Kedua, pendekatan kepada remaja itu sendiri melalui pengembangan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja sebagai wadah penyebarluasan informasi kesehatan reproduksi remaja yang benar. ABS