PALU, MERCUSUAR – Perang bisnis usaha ojek di Sulteng telah dimulai. Persisnya saat wakil Pemprov Sulteng dan Pemkot Palu ikut meresmikan kantor cabang GO-JEK di Jalan Cumi-cumi, Kelurahan Lere, Palu, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Kamis (7/6/2018). Kehadiran GO-JEK tersebut menyusul pesaingnya Grab yang telah hampir setahun beroperasi di Palu.
Tentu saja pelaku ojek manual juga akan terdampak sehingga harus bisa meningkatkan kualitas layanan di tengah ekspansi tersebut.
Dalam sambutan tertulis Gubernur Sulteng yang dibacakan Asisten Setdaprov Faisal Mang, mengucapkan selamat atas perluasan operasional PT. GO-JEK Indonesia di Kota Palu. Dengan meluasnya penetrasi bisnis GO-JEK ke Sulteng, diharapkan dapat mengakomodir keinginan masyarakat akan hadirnya moda transportasi online yang aman, cepat, mudah, murah, dan nyaman.
Disamping itu, dengan hadirnya GO-JEK kiranya dapat memfasilitasi hadirnya lapangan kerja baru maupun peluang-peluang usaha lainnya yang mungkin bisa diintegrasi dan dikerjasamakan melalui bisnis tersebut.
Namun, Gubernur berharap operator dan pengemudi GO-JEK di Palu senantiasa taat pada aturan berlalu lintas di jalan raya maupun izin operasional yang mengatur layanan transportasi. Selain itu, GO-JEK jangan sekadar merekrut pengemudi, serta melakukan evaluasi secara berkala bagi para pengemudi Go-jek yang aktif. “Bersaing secara sehat dan kreatif dalam mencari penumpang sebanyak-banyaknya,” tutur Faisal Mang.
Provinsi tetangga, Gorontalo, telah lebih dahulu menerima kehadiran GO-JEK. Di daerah tersebut, GO-JEK bahkan mengandeng para pengemudi becak motor (bentor) mengikuti program kemitraan untuk memudahkan mereka mendapat pesanan.
Vice Presiden Corporate Communication GO-JEK Michael Say di Gorontalo, mengatakan kerja sama itu ditujukan untuk memaksimalkan manfaat kearifan lokal di Gorontalo.
“Seperti halnya ojek di berbagai kota lain di Indonesia, bentor telah menjadi bagian kehidupan sehari-harinya masyarakat Gorontalo,” katanya.
GRAB: KAMI SUDAH TERUJI
Ekspansi yang dilakukan GO-JEK membuat pendiri sekaligus petinggi Grab angkat bicara mengenai persaingan kedua perusahaan tersebut.
Co-founder sekaigus CEO Grab, Anthony Tan, mengatakan bahwa perusahaan yang dipimpinnya tersebut sudah teruji untuk berduel dengan GO-JEK di Indonesia. Ia menyebut akuisisi Uber menjadi salah satu buktinya.
“Grab sangat tegas. Kami sudah teruji dalam pertarungan. Kami sudah berhadapan dengan kompetitor yang lebih besar. Kami bertarung dengan Uber dan kami menang. Mereka lebih besar dan masih lebih besar dari kami secara global,” tutur Anthony.
Seperti diketahui Grab sudah mengakuisisi unit bisnis Uber di Asia Tenggara pada akhir Maret lalu. Anthony sendiri pun sempat mengatakan bahwa keberhasilan perusahaan yang dipimpinnya tersebut merupakan kemenangan bagi Asia Tenggara. Ucapannya tersebut terkait dengan pengumuman yang dilontarkan oleh GO-JEK pada bulan lalu. Perusahaan yang didirikan oleh Nadiem Makarim tersebut mengumumkan bahwa pihaknya akan ekspansi ke empat negara, yaitu Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina.
SEMPAT DIHENTIKAN PEMKOT
Beberapa waktu lalu, Pemerintah Kota (Pemkot) Palu sempat menghentikan sementara operasional jasa tumpangan online di Palu karena belum melengkapi syarat-syarat yang ditentukan. Meski izin aplikasi ojek online sudah diterbitkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, tetapi karena kedudukan usaha ini dijalankan di Kota Palu, maka izin-izin lainnya harus ikut serta dipenuhi. Saat itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Palu, Setyo Susanto mengatakan jasa ojek online beroperasi di Palu sejak September 2017. Kala itu, ia mengatakan aktivitas ojek online tersebut juga membuat penyelenggara angkutan lain keberatan. DAR/BOB/ANT/DTC