PALU, MERCUSUAR – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tadulako (Untad), Rabu (29/12/2021), mengadakan Seminar Indonesia Sehat, dengan mengangkat tema Kolaborasi Kolektif Menuju Herd Immunity. Dalam seminar ini, para narasumber membahas soal kebijakan pemerintah, dalam percepatan penangan pandemi Covid-19.
Seminar yang dilaksanakan di Aula Fakultas Kedokteran Untad ini, menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulteng, I Komang Adi Sujendra, Direktur RS Untad, Dr. dr. Ketut Suarayasa, M.Kes, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Untad, Dr. dr. Muh. Ardi Munir, M.Kes, SP.OT.,MH, serta Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Palu, Sidiq Djatola.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Prof. Dr. Muh Nur Ali mengatakan, keberhasilan program vaksinasi dapat tercapai, berkat dorongan kolaborasi pemerintah dengan berbagai pihak, termasuk pihak perguruan tinggi.
“Saya kira cepat sekali dan kami Untad, menjadi implementor program vaksinasi. Kami difasilitasi oleh teman-teman dari Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit Tadulako, untuk penyediaan vaksinator. Tidak hanya menyiapkan vaksinator, civitas akademika Untad turut melakukan mobilisasi, agar masyarakat cepat mendapatkan vaksin, di samping juga memberikan edukasi terkait pentingnya mengikuti vaksinasi kepada masyarakat. Kami di Untad memfasilitasi, memobilisasi, serta mengedukasi civitas akademika, soal vaksinasi. Dengan sudah tervaksin, maka kita sudah melindungi orang lain,” ujar Prof. Muh Nur Ali.
Pada kesempatan yang sama, Dekan FK Untad, Dr. dr. Muh. Ardi Munir, M.Kes, SP.OT., MH menilai, kebijakan Presiden mempercepat pelaksanaan vaksinasi, merupakan langkah yang tepat. Hadirnya kebijakan tersebut, semakin membuat target pemerintah membentuk kekebalan komunitas atau herd immunity, segera tercapai.
“Kalau saya melihat semua kebijakan Presiden Jokowi itu sudah sangat maksimal, membuat herd immunity cepat terwujud. Perhatian Presiden Jokowi begitu besar terhadap pelaksanaan program vaksinasi, tak terkecuali di perguruan tinggi. Semua kebijakan yang dikeluarkan Jokowi, sangat memudahkan kami di civitas akademika kampus, dalam mendapatkan vaksin Covid-19.
Ditambah lagi kata dia, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, mengajak kampus bekerja sama bangkit dari masa pandemi. Salah satunya ialah dengan menjadikan mahasiswa sebagai vaksinator Covid-19.
“Kami dari institusi pendidikan betul-betul diberikan kemudahan dalam proses vaksinasi. Kemudian kami juga menyiapkan SDM untuk membantu pelaksanaan vaksinasi,” jelas Dr. Ardi Munir.
Dirinya mengatakan, sebagai institusi pendidikan, khususnya di Fakultas Kedokteran, Untad begitu siap menyiapkan tim pembantu program vaksinasi. Terlebih saat ini, pemerintah tengah banyak membutuhkan SDM, untuk membantu proses percepatan vaksinasi.
Sejauh ini, program vaksinasi telah menyuntikkan 263 juta vaksin kepada masyarakat, serta 1 juta vaksin telah disuntikkan kepada anak-anak usia 6-11 tahun. Saat ini Indonesia telah melampaui target WHO untuk jumlah penduduk yang telah divaksin.
Berdasarkan informasi, lebih dari 109 juta penduduk Indonesia telah mendapatkan dosis lengkap, lebih dari 40 persen, sebagaimana ditargetkan WHO, sampai akhir tahun ini.
Pada kesempatan lainnya, Presiden Mahasiswa Untad, Mohammad Wiranto Basatu mengatakan, seminar ini dimaksudkan untuk mengampanyekan pentingnya vaksin untuk masyarakat, sekaligus menepis isu-isu miring soal vaksin.
“Kita datangkan orang-orang yang ahli di bidangnya, untuk menepis isu-isu miring soal vaksin. Ada Kadis Kesehatan, Dekan Fakultas Kedokteran, ada juga Direktur Rumah Sakit Untad. Jadi soal isu-isu vaksin yang tidak jelas itu tidak benar adanya,” jelas Wiranto.
Lebih lanjut, Wiranto menyebut, kebijakan penangan pandemi dari pemerintah sudah cukup efektif. Menurut Wiranto, Jokowi mampu menyeimbangkan dua aspek yang sangat penting.
“Menghadapi pandemi ini ada dua unsur yang harus dihadapi. Bagaimana menyeimbangkan aspek kesehatan dan ekonomi masyarakat. Nah pak Jokowi mengambil langkah tepat, dengan melakukan PSBB. PSBB ini berhasil menstabilkan keduanya,” ujar Wiranto.
Menurut Wiranto, sangat penting bagi pemerintah menentukan langkah awal dalam pengendalian virus asal Wuhan, China ini. Sebab, lanjutnya, sudah banyak negara yang salah mengambil keputusan dan berujung kekacauan.
“Kita ambil contoh di India, di sana terjadi bentrokan antara pemerintah dalam hal ini kepolisian dengan masyarakat. Itu karena pengambilan keputusan di awal yang salah. Itu yang saya bilang jika PSBB sangat efisien untuk di awal,” kata Wiranto.*/JEF