BESUSU TENGAH, MERCUSUAR, MERCUSUAR – Harga Minyak goreng di Kota Palu terus merangkak naik sejak November tahun ini. Terakhir dilaporkan untuk per 1 Kg minyak goreng di pasaran dijual pada kisaran harga Rp19 ribu sampai Rp20 Ribu dari semula berkisar di Rp16 Ribu. Sedangkan untuk kemasan 2 Kg, dilaporkan naik dikisaran harga Rp40 sampai Rp43 Ribu.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Perdagind) Kota Palu, Ajenkris mengatakan kenaikan harga minyak goreng ini dipicu karena naiknya harga minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di pasar dunia.
“Bukan karena ini menjelang Natal dan tahun baru. Atau ada penimbunan. Tapi karena harga CPO dunia naik,” ujarnya.
Kenaikan harga yang dipicu naiknya harga CPO dunia, tersebut menurutnya tidak bisa diintervensi oleh pemerintah. Karena produsen CPO akan lebih memilih menjualnya pada pasar dunia.
Karenanya Ajenkris berpendapat, kenaikan harga minyak curah ini akan terus bergerak naik hingga 100 persen karena kondisi tersebut.
“Diperkirakan bisa naik 100 persen sampai Rp30ribu per kilogramnya,” ujarnya lagi.
Iapun berpendapat satu-satunya jalan yang bisa dilakukan pemerintah untuk menekan harga sementara adalah dengan subsidi harga minyak ditingkat distributor. Tapi hal tersebut harus dilakukan pemerintah pusat.
“Ini aspirasi yang harus disuarakan bersama masyarakat dan pemerintah daerah,” jelasnya.
Selain minyak goreng, harga yang terpantau naik di pasar-pasar tradisional saat ini adalah Cabe Rawit dan Cabe kriting. Menurutnya, harga normal cabai biasanya berkisar Rp30 Ribu per liter. Namun hingga Senin 20 Desember 2021 harganya masih berkisar Rp80 Ribu.
Kenaikan harga cabai di Kota Palu menurutnya dipicu karena kurangnya pasokan dari Sulawesi Selatan. Dia menjelaskan, cabai di Kota Palu terbesar dipasok dari Sulawesi Selatan. Sedangkan dari wilayah Sulteng, pasokan cabai berasal dari daerah Napu Kabupaten Poso dan Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi.
Disaat pasokan cabai dari Sulawesi Selatan berkurang, maka harga cabai dari Napu dan Palolo mulai dipermainkan. “Kenaikan harga cabai di Palu ini dipermainkan dari Napu dan Palolo,”jelasnya.
Kurangnya stok dari Sulawesi Selatan tambah Ajengkris kemungkinan besar lantaran terjadinya bencana alam gempa bumi belum lama ini.
“Tapi tadi kami sudah sudah mendapat laporan bahwa cabai dari Sulawesi sudah mulai masuk ke Palu. Semoga distribusinya lancar sehingga harga cabai kembali normal,”jelasnya.
Ajenkris menambahkan, menjelang libur Natal dan tahun baru, pihaknya juga sudah melakukan pemantauan harga-harga bahan pokok.
“Bahan pokok lain harganya masih relatif normal,” jelasnya. RES