PALU, MERCUSUAR – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng menggelar koordinasi dan sosialisasi pelaksanaan Survei Penyusunan Disagregasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Survei Potensi Desa (Podes), dan Survei Biaya Hidup (SBH).
Ketua panitia kegiatan, G.A. Nasser menjelaskan BPS melakukan Survei PMTB untuk mendapatkan data investasi yang lengkap, ditinjau dari tiga sisi, yakni sektor/lapangan usaha, jenis/bentuk investasi dan pelaku/institusi yang melakukan investasi.
Sementara itu, Survei Potensi Desa (Podes) 2018, yang akan mengumpulkan informasi karakteristik desa secara komprehensif. Informasi hasil pendataan Potensi Desa terakhir yakni tahun 2014, diketahui bahwa dari sekitar 1.986 desa di Sulawesi Tengah, terdapat 36,81 persen (731 desa) merupakan desa terdampak banjir dan juga tercatat 7,50 persen (149 desa) pernah terjadi perkelahian massal. Fakta ini mengarahkan bagaimana pemerintah harus bersikap menyiapkan rencana mitigasi bencana dan menjaga stabilitas wilayah sehingga potensi perkelahian massal tidak berulang, serta menimbulkan kerawanan sosial.
Kepala BPS Sulteng, Faizal Anwar menegaskan survei Podes tidak terkait dengan Alokasi Dana Desa (ADD) maupun Dana Desa (DD) dan terkait realisasi atau penggunaan dana ADD dan DD. Pihaknya hanya bertujuan untuk memotret potensi desa. “Ini tidak ada kaitanya dengan institusi kejaksaan dan kepolisian, murni untuk survei pemetaan,” tandasnya.
Adapun Survei Biaya Hidup (SBH) yang akan mengumpulkan data pola konsumsi masyarakat, yang kemudian akan dimanfaatkan untuk penghitungan angka inflasi. Perkembangan inflasi dalam tiga tahun terakhir 2015-2017 tercatat stabil pada kisaran 1,49 hingga 4,33 persen yang menggambarkan keberhasilan pemerintah menjaga stabilitas tingkat harga konsumen sehingga tetap dalam toleransi target inflasi pemerintah yakni 4±1 persen. HAI