Dalam Satu Tahun, Produksi Sampah Kota Palu Mencapai 53 Ton

soal sampah

LOLU UTARA, MERCUSUAR – Yayasan Indonesia Bhadra Utama (IBU) Foundation pascabencana 28 September 2018 telah melakukan program pengurangan sampah plastik plastik selama 18 bulan di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, yang bertujuan untuk berkontribusi pada pengurangan polusi plastik di daerah bencana. Dalam satu tahun, produksi sampah di Kota Palu bisa mencapai 53 ton.

Dari hasil penelitian, bisa dikatakan penghasil sampah terbesar adalah perumahan non- permanen atau kos-kosan dengan nilai 119.91 Kg untuk wilayah Kota Palu dan 65,95 kg untuk Sigi, jumlah timbulan sampah untuk Kota Palu sebesar 0.394 dan 0,277 kg untuk Kabupaten Sigi.

Artinya, produksi sampah tahunan warga Kota Palu sebesar 53.406.000,65 kg atau setara 53.406 ton. Sementara di Sigi potensi produksi sampah tahunanya sebesar 19.837.144,10 kg atau 19,837 ton.

IBU Foundation melakukan penelitian pada 9 Agustus sampai dengan 11 September 2020 dengan menggunakan pedoman dalam SNI 19-3864-1994 metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan dengan modifikasi pengukuran, dengan jumlah sampel perumahan di Kota Palu sebanyak 61 dan Sigi sebanyak 49 , serta sampel non-perumahan sebanyak 31 Kota Palu dan 28 di Sigi.

Hasil penelitian, kata Bukhori selaku peneliti, bahwa pengelolaan sampah di Kota Palu dan Sigi masih sebatas aktifitas pengumpulan dan pengankutan dan hal ini disetujui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu dan Kabupaten Sigi.

“Kita Palu penyumbang 0,08 persen dari jumlah timbulan sampah nasional sementara Kabupaten Sigi menyumbang 0,03 persen,”jelasnya.

Dalam jumlah timbulan sampah berdasarkan sampel baik sampah organik sampah plastik dan lainya selama delapan hari, diketahui jumlah timbulan sampah tertinggi adalah sampah organik bersumber dari perumahan non permanen sejumlah 59,10 kg, sedangkan timbulan sampah plastik tertinggi berjumlah 16,03 kg dan jumlah timbulan sampah total tertinggi bersumber perumahan non permanen dengan jumlah 119,91 kg, maka total sampah keseluruhan selama delapan hari pada pengambilan sampel adalah 291,22 kg, jelas Bukhori.

Potensi timbulan sampah plastik perorang perhari 0,068 kg, berdasarkan jumlah penduduk Kota Palu sebesar 361.365 jiwa dengan jumlah potensi sampah harian 25.252,82 kg, jumlah potensi sampah mingguan 176.769,74 kg dan jumlah potensi sampah bulanan 757.584,60 kg maka hasilnya diperoleh jumlah potensi sampah tahunan yang dihasilkan warga sebanyak 9.216.279,30 kg.

Disampaikan Manager Project IBU Foundation, Lerivia Mahrani dalam acara diseminasi hasil riset timbulan sampah di Kota Palu dan Kabupaten Sigi hasil penelitian kegiatan pengurangan plastik sekali pakai yang sudah dilakukan kurang lebih selama 1 tahun di Kota Palu maupun di Sigi dalam rangka untuk mengurangi timbulan sampah yang ada di kedua daerah tersebut, IBU Foundation bekerja sama dengan empat lembaga jaringan lokal di delapan daerah empat desa di Kabupaten Sigi dan empat Kelurahan di kota Palu untuk mengurangi timbunan sampah tersebut.

 

Dirikan Bank Sampah

Ia katakan untuk hasil pendampingan telah dibentuk delapan bank sampah di wilayah dampingan dengan harapannya dapat membantu dalam mengurangi timbulan sampah yang ada di kota Palu dan Kabupaten Sigi selain mendirikan bank sampah upaya pengurangan plastik tersebut juga dilakukan dengan membentuk kelompok usaha daur ulang di masing-masing bank sampah dan untuk mempromosikan produk alternatif pengganti plastik sekali pakai.

“Upaya lain Kami lakukan, untuk promosi penggunaan plastik sekali pakai. Kami telah mendirikan kelompok produk alternatif yang ada di desa di Kabupaten Sigi, selain itu, untuk mendorong upaya pengurangan plastik sekali pakai dan memperkenalkan upaya tersebut telah melakukan pendampingan di 16 sekolah yang ada di Palu dan Sigi, terdiri dari TK SD SMP dan SMA,” ungkapnya.

Dia katakan riset ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui data timbulan sampah yang ada di Kota Palu dan Kabupaten Sigi untuk menjadi pendorong kebijakan dalam mewujudkan tata kelola sampah di Kota Palu dan Kabupaten Sigi menjadi lebih baik harapannya riset ini dapat membantu kita semua untuk mengoptimalkan kerja kerja yang sudah pernah dilakukan bersama.

Berdasarkan hasil penelitian soal sampah, IBU Foundation merekomendasikan ke Pemkot Palu dan Pemkab Sigi dalam mengurangi, mengidentifikasi, dan membenahi problematika tata kelola sampah di Kota Palu dan Kabupaten Sigi. ABS

Pos terkait