Delapan Siswa Meninggal Akibat Bencana Alam

index

PETOBO, MERCUSUAR – Bencana alam gempa, tsunami dan likuifaksi yang terjadi di Kota Palu, 28 September lalu, sangat berdampak terhadap siswa SMAN 3 Palu, yang kebanyakan bermukim di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan.

Jumlah siswa yang meninggal dunia sebanyak delapan siswa, di mana tujuh ditemukan meninggal dan satu dinyatakan hilang. Sementara masih banyak lagi siswa yang hingga kini belum diketahui kabarnya, karena belum bisa dihubungi. Jadi jumlah tersebut masih kemungkinan besar akan bertambah.

Selain jumlah yang meninggal, ada puluhan siswa yang rumahnya sudah rata dengan tanah, akibat gempa dan likuifaksi di Kelurahan Petobo. Hal tersebut membuat pihak sekolah sangat  berduka, akibat banyaknya siswa yang menjadi korban akibat bencana alam tersebut.

Kepala SMAN 3 Palu, Kasiluddin Tahia mengatakan, jumlah siswa mereka yang terdampak bencana sangat banyak. “Hingga hari ini kami masih terus menunggu kabar dari para siswa lainnya yang belum didata. Semoga mereka hanya pergi mengungsi di luar daerah dan tidak terkena dampak bencana alam tersebut. Sebab kebanyakan siswa kami bermukim di Kelurahan Petobo, yang merupakan tempat paling parah terkena Likuifaksi,” katanya, Kamis (1/11/2018).

Pihak sekolah kata dia, terus berupaya untuk mengkordinasikan jumlah korban bersama para guru, mereka setiap harinya mencari data seluruh siswa tersebut untuk bisa dihubungi. Data sementara masih delapan siswa yang dinyatakan meninggal. Pihak sekolah juga sudah memberikan berbagai bantuan bagi para korban bencana di sekolah.

“Tak hanya siswa, kami juga kehilangan seorang guru yang terkena reruntuhan bangunan di Kelurahan Petobo dan satunya lagi terkena Tsunami di Anjungan Nusantara, karena mengikuti Keigatan Palu Nomoni,” terangnya.

Pihaknya hanya bisa berpesan kepada seluruh siswa SMAN 3 Palu untuk kembali bersekolah, walaupun sudah tidak memiliki rumah. Sebab kata dia, kita harus bangkit dari bencana alam dan tidak terus menerus trauma. UTM

Pos terkait