PALU, MERCUSUAR – SMK Negeri 7 Palu ditunjuk jadi salah satu pelaksana Sekolah Pantai Indonesia tahun 2019 oleh Direktorat Pengelolaan Ruang Laut pada Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Sekolah Pantai Indonesia yang digagas, bertujuan memberi pengetahuan spesifik tentang wilayah pesisir, kepada generasi muda, termasuk masalah kerentanan, pelestarian dan mitigasi bencana.
Hal ini dikatakan Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Sulteng, Irwan Lahace, saat pembukaan program di SMKN 7, Rabu (21/8/2019).
Selain dikembangkan di Palu, program serupa juga dijalankan di beberapa daerah seperti Serang, Kepulauan Seribu, Belitung, Bone, dan Lombok Timur.
“Semoga sekolah pantai ini dapat menjadi momentum peningkatan pengetahuan dan kepedulian kita,” ujar Irwan Lahace.
Ia juga memandang, program ini sangat sejalan dengan Inpres Nomor 9 Tahun 2016, tentang revitalisasi SMK, yang dapat memperkuat pengembangan potensi unggulan daerah, yang mencakup maritim perikanan, pariwisata perhotelan, pertanian dan industri pertambangan. Seiring penetapan itu, maka kebutuhan SDM handal di daerah, akan terus meningkat, sekaligus menjadikan peluang bagi SMK, untuk terus mencetak para lulusan siap kerja. Irwan Lahace mengaku siap menyukseskan program sekolah pantai.
“Saya selaku kepala dinas, sangat mengapresiasi dan akan menindaklanjuti dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulteng,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Irwan menyematkan atribut peserta kepada perwakilan taruna SMKN 7, sebagai bentuk simbolis pembukaan. Acara kemudian dilanjutkan dengan peresmian gedung pengolahan hasil ikan dan peletakan batu pertama pembangunan gedung simulator.
Hadir pada acara tersebut, Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng Mohammad Arif Latjuba, Kabid Pembinaan SMK dan Kasubdit Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim mewakili Direktur Jenderal. BOB