Dinobatkan Sebagai Randa Kabilasa 2018

Randa Kabilasa

LERE, MERCUSUAR- Setelah melewati rangkaian seleksi Randa Kabilasa 2018 yang digelar Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kota Palu sebagai ajang duta promosi di Kota Palu, maka Sri Rahayu dan Hilal Godal dinobatkan sebagai Randa Kabilasa 2018 menggantikan Jihan Dahira Albatati dan Ahmad Husain Randa Kabilasa 2017.

Grand Final Randa Kabilasa ini digelar di Atrium Palu Grand Mal, Sabtu (15/9/2018) dalam rangka menyongsong iven Festival Palu Nomoni. Sri Rahayu merupakan perwakilan Kecamatan Palu Barat dan Hilal Godal dari perwakilan Palu Timur keduanya berhasil mengalahkan ke 22 peserta lainnya.

Penampilan ke-24 finalis Randa Kabilasa ini diawali dengan pertunjukan tarian kreasi dengan menggunakan seragam batik bomba merah hijau, kemudian berganti seragam malam dalam memperkenalkan mereka.

Kadis Parekraf Kota Palu, Ridwan Karim mengatakan, rangkaian penilaian dilaksanakan baik dewan juri, muapun tim dari senior Randa Kabilasa 2017 hingga 2016, yang dilaksanakan sejak masa karantina hingga malam puncak.

Dia melanjutkan, dirinya baru saja balik dari Jakarta dalam rangka usulan kegiatan kelender iven Kementerian Pariwisata RI, untuk Kota Palu khususnya Sulteng ada delapan yang diusulkan, kebetulan tahun 2017 yang masuk dalam kalender of event Kementrian Pariwisata baru dua yakni Pesona Palu Nomoni dan Pesona Lipuku di Tojo Unauna.

“Kemarin kami dikurasi oleh Kementrian Pariwisata, mudah-mudahan Palu Nomoni beserta festival yang kami usulkan seperti Festifal Raudah dan Festival Mandura yang menggantikan festival Kampung Baru. Mudah-mudahan kedua festival yang diusulkan ini dapat menjadi kalender iven 2018 itu bisa tercapai,” ujarnya.

Namun untuk menyeleksinya , lanjut Ridwan. Tentu banyak kriterianya pertama pelaksanaan waktunya harus konsisten seperti kegiatan Palu Nomoni, maka itu Palu Nomoni masuk dalam kalander iven Kementrian Pariwisata 2017, sekarang perhelatan Palu Nomoni kembali dinilai.

“Bukan berarti Palu Nomoni tidak dinilai setelah masuk kelender iven, tidak tapi akan dikurasi kembali, begitu juga dengan kegiatan yang diusulkan kabupaten Kota se Indoneesia kecuali kegiatan TdCC itu juga akan dikurasi,” kata dia. ABS

Pos terkait