PALU, MERCUSUAR – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulteng, Irwan Lahace berencana akan menutup dua jurusan yang ada di SMK, yaitu Perkantoran dan Keperawatan. Hal itu, karena jurusan ini sangat mempengaruhi peningkatan jumlah pengangguran di Sulteng.
Sebelumnya, Disdikubud Sulteng sudah mengevaluasi berbagai jurusan yang ada di SMK saat ini dan diputuskan, ada dua jurusan yang tidak jelas penempatannya yaitu Jurusan Perkantoran dan Keperawatan. Padahal dua jurusan ini paling banyak diminati oleh kalangan pelajar. Tetapi kenyataannya jurusan ini paling banyak mencetak penggangguran untuk lulusan SMK.
“Kita melihat bahwa jika lulusan SMK ini lebih banyak mendaftarkan diri di perguruan tinggi. Berarti ada yang salah pada jurusan yang disiapkan oleh SMK. Makanya jurusan yang tidak jelas harus secepatnya ditutup, karena masih banyak jurusan yang berkualitas dan berkompeten yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan maupun industri,” kata Kepala Disdikbud Sulteng, Irwan Lahace, belum lama ini.
Dirinya mencontohkan, jika jurusan perkantoran tetap dibuka, maka banyak siswa tidak bisa bekerja, karena jurusan mereka tidak jelas di perkantoran apa. Selain itu, kebanyakan perkantoran saat ini membutuhkan lulusan sarjana.
Sementara untuk Jurusan Kesehatan dinilai belum maksimal, karena tidak ada rumah sakit yang menerima lulusan SMK. Mereka lebih menerima lulusan sarjana yang sesuai dengan jurusan kebutuhan mereka.
“Kita bisa melihat langsung apakah jurusan ini bisa dipertahankan atau tidak, makanya kami sudah menghimbau kepada seluruh SMK di Sulteng, untuk bisa menutup jurusan Perkantoran dan Keperawatan. Jika tidak ditutup, maka kedepannya SMK akan banyak mencetak pengangguran,” terangnya.
Keputusan ini sudah beberapa kali disampaikan kepada Gubernur Sulteng dan mereka setuju dengan usulan tersebut. Sehingga kedepannya, SMK bisa lebih hebat dan berdaya saing, sesuai dengan tujuan SMK saat ini.
“Ada beberapa SMK di Sulteng sudah kami himbau untuk tidak melanjutkan jurusan perkantoran dan keperawatan. Makanya kami ingin melihat di tahun ajaran baru ini, apakah masih ada atau sudah mereka tutup. Kami juga meminta kepada sekolah agar tidak hanya memikirkan pendidikan, tetapi juga memikirkan nasib para pelajar SMK setelah lulus nanti,” tutupnya. UTM