PALU, MERCUSUAR – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulteng, Irwan Lahace, menegaskan akan memanggil pihak sekolah dan akan diberikan sanksi berupa teguran, jika ada siswanya yang kedapatan melakukan aksi corat-coret seragam sekolah dan konvoi di jalanan, setelah pengumuman kelulusan.
Sebelumnya, Disdikbud Sulteng sudah memberikan himbauan agar seluruh sekolah bisa menjaga siswanya, untuk tidak melakukan aksi corat-coret dan konvoi. Banyak kegiatan yang diusulkan Disdikbud Sulteng sebelum pengumuman, yang bisa dilaksanakan oleh sekolah, seperti ibadah sebelum pengumuman, zikir dan berbagai macam kegiatan lainnya. Selanjutnya, sekolah harus melarang para siswa menggunakan seragam sekolah saat pengumuman, untuk mencegah para siswa melakukan aksi corat-coret.
“Kita tinggal menunggu laporan dari masyarakat, tentang para siswa dari sekolah mana yang melakukan aksi corat-coret dan konvoi di jalan. Saya juga sudah mendapatkan sendiri para siswa yang melakukan aksi corat-coret tersebut. Makanya, kami akan secepatnya mengundang kepala sekolah mereka untuk diberikan teguran,” kata Kepala Disdikbud Sulteng, Irwan Lahace, Kamis (3/5/2018).
Aksi corat-coret seragam maupun konvoi di jalanan kata dia, merupakan hal yang tidak baik dilakukan oleh para pelajar, karena selain merusak baju seragam, mereka juga dapat mengganggu arus lalu lintas di jalan raya, sehingga masyarakat juga dirugikan. Sebaiknya kata dia, seragam tersebut jika disumbangkan kepada adik kelas maupun para siswa yang kurang mampu, lebih banyak memberikan manfaat kedepannya, dibandingkan hanya dicorat-coret.
“Kami juga tidak mau mendengarkan alasan apapun dari sekolah, karena sebagian sekolah lainnya bisa mengontrol para siswanya, sementara sekolah lainnya sudah tidak mampu mengontrol siswa. Ini merupakan cerminan pendidikan karakter yang masih kurang diterapkan di sekolah,” terangnya.
Disdikbud Sulteng juga heran, karena selama ini seluruh sekolah bersemangat mengatakan sudah menerapkan pendidikan karakter di sekolah, tetapi kenyataannya masih terdapat sekolah yang tidak mampu mengontrol para siswanya untuk tidak melakukan konvoi maupun aksi corat-coret. UTM