BESUSU BARAT, MERCUSUAR- Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bersatu Kota Palu berunjukrasa di depan gedung DPRD Provinsi Sulteng, Senin (27/5/2019). Massa aksi nyaris ricuh dengan personel Polisi yang mengamankan unjuk rasa itu, pasalnya ban mobil bekas yang dibawa oleh pengunjukrasa raib entah kemana, dan mereka menuding polisilah yang telah menyembunyikan dua buah ban tersebut.
Massa aksi tiba di depan Gedung DPRD sekira pukul 15.00 wita, menggunakan roda dua sambil membawa atribut aksi termasuk dua buah ban yang rencananya akan dibakar didepan kantor tersebut sambil berorasi. Sejumlah tuntutan, mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Palu itu diantaranya mendesak pemerintahan dibawa kepemimpinan Joko Widodo mengusut tuntas penyebab tewasnya sekira 600 petugas KPPS selama Pemilu 2019, kemudian meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar dicopot dari jabatannya karena dianggap bertanggungjawab atas jatuhnya korban saat unjuk rasa di Jakarta.
Saat memulai orasinya atau usai melaksanakan salat, dari mobil sound system, seorang pria yang ditunjuk sebagai koordinator lapangan langsung meneriakan perihal raibnya dua buah ban itu dan meminta aparat kepolisian bertangungjawab atas kejadian itu.
“Kita minta aparat kepolisian untuk mengembalikan ban kami. Aksi kami aksi damai, kenapa harus dihalang-halangi,” teriak korlap, yang langsung disahuti para pendemo.
Secara bergantian orator yang naik ke mobil sound, selain menyuarakan tuntutan melalui orasinya, mereka juga mendesak agar ban yang diambil Polisi segera dikembalikan, bahkan sesekali sang orator menginstrusikan pendemo untuk maju selangkah demi selangkah serta memaksa menerobos barikade polisi yang berada di depan pintu gerbang gedung DPRD, akhirnya aksi saling dorong pun terjadi.
“Kita ini paham administrasi dan segala prosedur, melalui surat izin kami sudah rincikan atribut-atribut aksi yang akan kami pakai termasuk ban tersebut, maka itu kami minta kembalikan ban tersebut, kalau tidak kami akan memaksa masuk dan mengambilnya,” teriak salah seorang demonstran, Nasar.
Setelah berorasi hampir tiga jam, akhirnya polisi menyatakan akan mengganti ban tersebut, tidak lama kemudian datanglah dua ban pengganti, massa pun langsung membakar kedua ban itu di depan Gedung DPRD sambil terus meneriakan tuntutan mereka kepada anggota DPRD agar dapat disampaikan ke pemerintah pusat.
Aksi yang sama juga datang dari LS-Adi, belasan orang berorasi di depan Gedung DPRD sambil membawa keranda mayat dan beberapa diantaranya menggunakan kostum mirip pocong. Unjukrasa itu diakhiri dengan buka puasa bersama, polisi membagikan air minum dan menu buka puasa, lalu para pengunjukrasa membubarkan diri dengan tertib dengan pengawalan polisi. AMR