PALU, MERCUSUAR – Pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi, sehingga mampu bekerja dan memiliki produktivitas. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam menghasilkan barang atau jasa.
Terkait dengan itu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Sulteng membentuk Forum Sinergitas Peningkatan Produktivitas, untuk mencapai pertumbuhan produktivitas.
“Meningkatkan produktivitas masyarakat dan pekerja sangat perlu dan penting, sebab dengan begitu daya saing kita bisa meningkat. Untuk itu, kepedulian pemerintah membangun kerja sama lintas sektor sangat penting agar lebih fokus, masif dan sustainable melakukan gerakan peningkatan produktivitas dan daya saing nasional,” kata Kadis Nakertrans Sulteng, Arnold Firdaus, di Restoran Kampung Nelayan, Jumat (10/12/2021).
Ia mengatakan, dengan produktivitas itu maka ada ukuran terhadap hasil yang dicapai. Jadi, sasaran produktivitas itu, kata Arnold, akan memberikan motivasi bagi pekerja untuk berusaha mencapai hasil.
“Ada suatu ukuran unjuk kerja yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal sehingga ada pertumbuhan ekonomi jangka panjang,” tandasnya.
“Forum ini juga dimaksudkan untuk menyamakan persepsi pengembangan dan peningkatan produktivitas oleh pemerintah pusat dan daerah, serta seluruh stakeholder, guna memasifkan gerakan peningkatan produktivitas,” tuturnya.
Menurutnya, produktivitas menjadi kunci sukses pembangunan dan kesejahteraan suatu negara. Di samping sebagai determinan pertumbuhan ekonomi jangka panjang, produktivitas juga menjadi roda penggerak dalam meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat.
Selain hard skill dan soft skill, Arnold menilai karakter yang kuat diperlukan demi terwujudnya SDM berkualitas, produktif, dan berdaya saing.
“Bagaimana produktivitas ini bisa terwujud, dari tiga pilar tadi? Selain Hardskill dan Softskill, tentu juga mesti memiliki karakter yang kuat,” ujarnya.
Untuk di Sulteng, dalam peningkatan produktivitas, perlu kerjasama lembaga pendidikan vokasi, maupun pemerintah, hal ini masih lemah.
Kata Arnold, Sulteng agak sulit mengejar ketinggalan dengan daerah lain, alasannya alamiah dan ilmiah,
“Kita punya luas wilayah 35 persen dari wilayah Sulawesi, itu ada di Sulteng. Alasan kedua, anomali dengan tidak didukungnya anggaran yang tidak berbanding lurus dalam pelaksanaan program, kita jauh kecil tidak berimbang dengan luas wilayah, sehingga dalam membiayai proyek infrastruktur pembangunan, struktur jalan, irigasi, pendidikan dan kesehatan.
Maka itu, kita perlu kerja keras, kontrol wilayah yang geografis berjauhan sedangkan pendapatan dari fiskal tidak mencukupi, meskipun di Sulteng terdapat perusahaan tambang di Morowali,” beber Arnold.
Turut hadir dalam diskusi, yakni Sekretariat Nakertrans, Sitti Dahlia, Kabid Pembinaan Pelatihan Perluasan Penempatan dan Produktivitas (P5TK), Firdaus MG Abd Karim, Perwakilan HIPMI Sulteng, TDA Palu, pelaku usaha dan Bapenda Sulteng, Perindag Sulteng.