TATURA UTARA, MERCUSUAR – Tenaga kesehatan yakni dokter mengeluh dana insentif yang hingga dua belum dibayarkan, terutama yang mengabdi di Puskemas. Hal ini disampaikan para dokter pada acara silaturahmi pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Palu, yang dihadiri Wakil Wali Kota Palu, dr. Reny A. Lamadjido, Selasa (1/6/2021) di Hotel Best Western Palu.
Menanggapi hal itu, Wawali mengatakan insentif para dokter saat ini tidak lagi berasal dari dana APBN, melainkan dari APBD murni Kota Palu yang merupakan dana refocusing untuk penanganan Covid-19.
“Saya sangat memahami teman-teman di rumah sakit dan Puskesmas sangat membutuhkan anggaran insentif karena itu adalah hak dari teman-teman sejawat,”ungkapnya.
Oleh karena itu, Wawali Reny berharap kepada Dinas Kesehatan Kota Palu agar segera memproses pembayaran insentif para dokter untuk April dan Mei karena APBD sudah siap di kas daerah.
“Tapi tolong dihitung baik-baik. Jangan sampai sudah dibayar, namun harus dikembalikan karena tidak sesuai dengan aturan dan petunjuk teknis. Alhamdulillah beda-beda tipis insentif ketika masih dari APBN dan sekarang ditanggung APBD murni,”jelasnya.
Reny menyatakan pihaknya juga merasa prihatin terhadap insentif para kader kesehatan yang ada di Posyandu, pasalnya sejak dirinya berada di Puskesmas hingga saat ini, insentif kader kesehatan tersebut masih senilai Rp50 ribu.
“Alhamdulillah kami sudah naikkan insentif kader kesehatan yang ada di Posyandu sehingga mereka bisa bekerja lebih termotivasi,”ungkap Wawali.
Bahkan ia juga menginginkan adanya pemilihan dokter teladan maupun perawat teladan dari rumah sakit, sehingga itu menjadi penghargaan terhadap tenaga-tenaga kesehatan.
Reny juga tak lupa menyampaikan terima kasih kepada para dokter yang tergabung dalam IDI atas pelayanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19 terhadap masyarakat baik di Kota Palu maupun Sulawesi Tengah.
Wawali berharap para dokter yang tergabung di IDI Kota Palu untuk membantu Pemerintah kota Palu dalam mewujudkan 53 program salah satunya Palu Sehat. ABS