PALU, MERCUSUAR – Peningkatan jumlah pasien Covid-19 sejak September 2020, menjadi kekhawatiran semua pihak, termasuk anggota DPRD Kota Palu, yang mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Palu untuk menaikkan level Asrama Haji dari pondok perawatan Orang Tanpa Gejala (OTG) dan Orang Dalam Pantauan (OPD), menjadi Rumah Sakit (RS) alternatif Covid-19.
Ketua Komisi A, Mutmainah Korona menjelaskan, sejak memasuki September 2020, sudah tercatat 64 kasus positif Covid-19 untuk Kota Palu. Dari hari ke hari, peningkatan terus terjadi dan dikhawatirkan akan terus bertambah.
“Bulan ini saja sudah ada 64 kasus yang positif. Angka ini naik drastis dibanding tiga bulan pertama saat Covid-19 muncul,” jelasnya.
Lanjut Neng, sapaan akrabnya, kenaikkan kasus positif Covid-19 ini pun, harus sesegera mungkin ditindaklanjuti, dengan meningkatkan fasilitas perawatan untuk pasien positif. Menurutnya, Pemkot harus bisa bergerak cepat sebelum kasus positif melonjak naik.
“Sedangkan untuk RS rujukan di Kota Palu yaiu RS Anutapura, hanya bisa menampung pasien Covid-19 maksimal 10 orang, sedangkan saat ini semua RS rujukan over kapasitas. Makanya secepat mungkin Pemkot harus jadikan Asrama Haji menjadi RS alternatif Covid-19,” jelasnya.
Jika Asrama Haji yang saat ini menjadi pondok perawatan OTG dan ODP akan dijadikan RS alternatif Covid-19, Pemkot harus menyediakan alat-alat medis perawatan pasien Covid-19. Menurutnya, hal itu penting agar bisa mengantisipasi terjadinya lonjakkan pasien covid di Palu.
“Kita juga perlu melengkapi masyarakat dengan adanya peta rawan Covid-19, contohnya di kelurahan mana saja yang kasus positifnya tinggi, dan di daerah mana saja yang tingkat lansia atau orang mudah terpapar Covid-19 itu tinggal,” jelasnya.
Neng juga menegaskan, siapapun yang sudah melakukan perjalanan dan berhubungan dengan pasien positif, wajib menjalankan tes swab, yang tingkat keakuratnya mencapai 80 persen lebih. Menurutnya, tes swab saat ini bisa dilakukan dengan harga terjangkau, yaitu kisaran Rp300 ribuan. RES