TANAMODINDI, MERCUSUAR- Lembaga Sejenakhening.com yang didukung Caritas Germany, selama di Kota Palu dalam membantu para penyintas telah mengaggas program ‘Membangun Ketangguhan Kesehatan Mental Masyarakat Pascabencana di Kota Palu’, dan Rabu (2/6/2021), lembaga tersebut melaksanakan peluncuran program bertempat di Aula Bantaya Setda Kota Palu. Berkat program tersebut, kini dua puskesmas telah memiliki layanan p
Sebelum terjadi bencana alam 28 September 2018 lalu, selama 10 tahun Sulawesi Tengah menduduki urutan pertama secara nasional masalah kesehatan mental berdasarkan data riset dasar (Riskedas) dengan angka prevelensi paling tinggi di Indonesia 12,3 persen dimana angka nasional sendiri 6,1 persen.
Dimana penderita depresi hanya 9 Persen yang berobat, 91 persen tidak diketahui kemana. Untuk itu, sejenakhening.com hadir di dua wilayah yang terkena likuefaksi yakni Kelurahan Petobo di Puskesmas Bulili dan Kelurahan Balaroa di Puskesmas Sangurara, dan akhirnya dua puskesmas tersebut memiliki layanan psikologi dan tidak dipungut biaya.
Menurut senior Head Project Sejenakhening.com, Novi Indriyani, hasil survei dari 200 orang yang berada di dua kelurahan intervensi yang mengalami gangguan kecemasan hanya 60 persen dinyatakan normal, 46 orang di level tinggi mengalami gangguan kecemasan, 23 orang berada di level sedang, 5 orang di level sangat tinggi dan totalnya sebanyak 74 orang.
“Kesehatan mental seperti gunung es, yang mana semakin kebawah tidak terdeteksi, lebih dari seperempat mengalami cemas berlebihan, hal ini masuk kesehatan mental,”ujarnya.
Angka itu, sangat menghawatirkan kata Novi, maka itu program Sejenakheninhg,com hadir untuk membantu masyarakat Palu dan Kabupaten Sigi.
langkah yang dilakukan pihaknya, adalah assesment, pelayanan kesehatan mental oleh kader di kelurahan dan psikolog di Puskesmas, serta melakukan kelas belajar bersama kelompok dewasa dan kelompok anak muda yang impelemntasinya di mulai Mei 2021 dan hingga Maret 2022.
Wali Kota Palu, Hadianto mengatakan program ini pada dasarnya sama halnya dengan trauma healing dan merupakan salah satu upaya mitigasi bencana.
“Harapan kita dengan pengalaman kita melewati masa yang begitu berat, kita semakin kuat,”ungkapnya. ABS