PALU, MERCUSUAR – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad), dengan dukungan Eurasia Foundation (EAF), kembali melaksanakan General Lecture Series (GLS). Koordinator Project, Ir. Purnama Ningsih, S.Pd., M.Si., Ph.D mengatakan, tahun ini adalah tahun keenam kemitraan FKIP Untad dengan EAF dan pelaksanaan GLS di FKIP Untad.
General Lecture Series pertama tahun ini, menghadirkan Prof. Konder Manurung, DEA., Ph.D, dari Untad, sebagai pembicara. Dalam GLS yang dilaksanakan secara virtual via Zoom Meeting ini, Prof. Konder Manurung membahas mengenai “The Importance of Learning Foreign Languages in Today’s World” atau “Pentingnya Belajar Bahasa Asing di Dunia Saat Ini”.
Menurut Prof. Konder, dari total 8 miliar penduduk dunia, ada 7151 bahasa yang berkembang di dunia. Ada enam bahasa dengan jumlah penutur terbanyak, masing-masing Bahasa Inggris 1.12 miliar penutur, Bahasa Mandarin 1.10 miliar penutur, Bahasa Hindi 698 juta penutur, Bahasa Spanyol 512 juga penutur, Bahasa Perancis 284 juta penutur dan Bahasa Arab 273 juta penutur. Adapun Bahasa Indonesia memiliki 200 juta penutur.
Lanjut Prof. Konder, di era globalisasi saat ini, penguasaan bahasa asing menjadi penting, sebagai bagian dari komunikasi global. Kata dia, penguasaan bahasa asing memiliki manfaat bagi komunikasi bisnis, persiapan menghadapi pasar bebas, persiapan untuk masa depan yang lebih cerah, investasi, serta sebagai bahasa akademis.
Dirinya menjelaskan, dalam komunikasi bisnis di Indonesia, ada tiga bahasa yang dominan, yakni Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa Jepang. Untuk itu kata dia, mahasiswa harus mampu menguasai bahasa asing, agar memiliki kemampuan cultural understanding, memiliki mutual communication, terbukanya kesempatan kerja, membuka peluang studi ke luar negeri, mendukung proses belajar sesuai bidang keilmuan, serta mendukung peningkatan keilmuan dan keahlian.
Menurut Prof. Konder, ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mempelajari bahasa asing. Pertama, metode konvensional. Kedua, metode inovatif. Ketiga, belajar mandiri. Keempat, fasilitas pembelajaran. Kelima, fasilitas pembelajaran di luar kurikulum formal perkuliahan. JEF
