PALU, MERCUSUAR – International Publication and Collaborative Center (IPCC) Universitas Tadulako (Untad) melakukan submit sebanyak 21 artikel, ke jurnal internasional bereputasi secara serentak. Proses submit artikel-artikel tersebut secara simbolis dilakukan oleh Rektor Untad, Prof Dr Ir Mahfudz, MP, di ruangan IPCC Untad, Selasa (2/7/2019).
Pada kesempatan tersebut, Rektor Untad didampingi Penanggung Jawab IPCC Untad, Prof Dr Ir Muh Basir, Koordinator IPCC Untad, para Wakil Rektor, serta unsur-unsur pimpinan Lembaga dan Fakultas di lingkungan Untad.
Dalam arahannya, Rektor Untad menekankan, peningkatan publikasi internasional oleh para dosen di Untad, merupakan suatu hal yang mesti dilakukan. Olehnya, ia meminta kepada para pimpinan Fakultas dan Lembaga, khususnya Lembaga Penelitian (Lemlit), agar lebih intens dalam mendorong para dosen melakukan publikasi. Hal ini kata Rektor, untuk mengejar kesesuaian rasio antara jumlah dosen di perguruan tinggi dengan jumlah publikasi yang dihasilkan.
“Karena tantangannya ada di rasio publikasi dan dosen yang dihitung, mungkin yang paling ideal adalah 1 banding 5, artinya untuk 1 jurnal ada 5 orang sebagai tim yang menyusunnya. Mudah-mudahan keberadaan IPCC ini dapat semakin membantu kita,” kata Rektor.
Ia menilai, dengan adanya tambahan 21 artikel yang di-submit melalui IPCC tersebut, dapat membantu tercapainya jumlah publikasi yang ditargetkan oleh Untad pada tahun ini ketika disampaikan kepada Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, yakni sebanyak 125 publikasi dalam setahun.
Sementara itu, Penanggung Jawab IPCC Untad, Prof Dr Ir Muh Basir menjelaskan, peningkatan jumlah publikasi internasional merupakan perintah langsung Menteri kepada Rektor. Hal ini karena salah satu ukuran kinerja Rektor, adalah jumlah publikasi internasional yang dihasilkan oleh perguruan tinggi bersangkutan.
Dengan submit artikel secara serentak tersebut, diharapkan dapat meningkatkan dorongan para pimpinan Fakultas dan Lembaga di Untad kepada para dosen untuk meningkatkan jumlah tulisan ilmiah yang bereputasi internasional.
“Masa kita cita-citanya menjadi world class University tapi biar satu tulisan internasional tidak ada, berarti satu di antara indikatornya adalah publikasi internasional,” kata Prof Basir.
Ia juga menekankan bahwa IPCC siap memfasilitasi para dosen terkait hal itu. Bahkan jika mengalami kendala misalnya dalam penggunaan bahasa Inggris, Prof. Basir menyebutkan IPCC siap menanganinya.
“Kendala kita biasanya pada keterbatasan bahasa Inggris. Nah, IPCC ini siap menangani. Cukup menulis dengan bahasa Indonesia, yang penting kontennya mantap dan kaidah-kaidah ilmiahnya terpenuhi. Tugas IPCC ini yang memfasilitasi,” tandas Prof Basir. JEF