Jangan Reklamasi Pantai Talise

Memiliki nama lengkap Andhika Afrhyanthy. Perempuan 26 tahun ini berprofesi sebagai pegawai disalah satu rumah sakit di Palu. Dibalik kesibukannya, ternyata ia punya kebiasaan unik yakni lebih suka tidur. Mengisi waktu luang, ia lebih sering memotret.

Perempuan yang disapa dengan nama Dka, juga akan memamerkan hasil rekaman lensa kameranya pada PhotoStoryExhibition, yang bertema Through The EyesofTheWoman,”.

Ia memilih, mengabadikan kisah seorang perempuan bernama Jumiati, yang bekerja sebagai petambak garam di wilayah Talise, Kota Palu. Dka, memilih cerita itu, karena merasa tertantang dengan adanya isu reklamasi pantai Talise termasuk wilayah pegaraman di sekitarnya. Kisah pilu mereka akan adanya isu itu, ia abadikan lewat kamera miliknya.

“Kebetulan rumah saya kan didekat disitu, saya ingin mendengar langsung kisah pilu mereka,”kata perempuan kelahiran Luwuk 11 April 1992 ini.

Sebelum mengambil gambar, Dka lebih dulu melakukan riset dan menyampaikan tujuan dan pamit secara sopan. Alhamdulillah diterimadengan ramah. Semua di luar dugaan, bahagia campur terharu setelah mengetahui perjalan perempuan yang akrab disapa ibu Jum.

Ada hikmah yang bisa dipetik dari kisah perempuan petambak garam yakni sebagai manusia tetap tegar dengan pekerjaan apapun selama itu halal. Selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki. Hargai kesehatan, waktu dan uang. Sebab jangan smpai ada kata penyesalan di lain waktu.

Ia pun berharap pemerintah Kota Palu lebih memperhatikan lagi masyarakat kalangan bawah, khususnya untuk para petambak garam di Talise. ”Mohon untuk tidak mereklamasi pantai Talise,”imbuhnnya.

Dimomen hari Kartini tahun ini, jadilah wanita yang kuat, optimis dna penuh semangat. “Perempuan itu kuat, sebab dalam kodratnya perempuan itu mampu memberikan hidup dan matinya hanya untuk buah hatinya tercinta. Jangan memandangi perempuan dengan sebelah mata, sebab jika kau telah jatuh hati akan susah untuk moveon,”. Ungkap Dka. IKI

 

Halaman Selanjutnya

 …

Pos terkait