PALU, MERCUSUAR – Posko Komando Tugas Gabungan Satuan Terpadu (Kogaskabpad) malam ini (12/10/2018) pukul 19. 28 Wita, kembali merilis jumlah korban bencana alam gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Informasi terup date penanggulangan bencana pada hari terakhir masa tanggap darurat I pelaksanaan evakuasi korban yang dilakukan Basarnas selaku Satgas evakuasi korban telah melakukan evakuasi, korban meninggal sebanyak 2. 088 jiwa, korban luka – luka 4. 612 orang, korban hilang 680 orang, korban tertimbun 152 orang. Jumlah pengungsi sebanyak 78.994 orang. Selanjutnya jumlah bangunan rusak yang sudah terdata sejumlah 68.451 unit.
Sementara, untuk korban meninggal sampai dengan saat ini telah dimakamkan di pemakaman massal dan pemakaman keluarga dengan rincian, pertama, pemakaman massal di Poboya 938 jiwa, pemakaman nassal Pantoloan 35 jiwa, pemakaman keluarga 1.080 jiwa, dan keempat, pemakaman nassa Donggala 35 jiwa.
Selanjutnya disampaikan bahwa Basarnas pada sore tadi telah mengakhir pelaksanaan evakuasi korban untuk BTN Balaroa, Petobo, dan Jono Oge.
Berdasarkan hasil rapat evaluasi pada Kamis 11 Oktober 2018, Gubernur Sulteng, Longki Djanggola meminta kepada Wali Kota Palu, Hidayat dan Bupati Sigi, Irwan Lapatta melaksanakan pemakaman massal secara formal sesuai dengan ajaran agama di lokasi BTN Balaroa , Petobo dan Jono Oge dengan menggelar doa bersama di masing – masing lokasi tersebut.
“Saya meminta kepada saudara wali kota dan Bupati Sigi dilakukan penguburan dan dilaksanakan pembacaan doa kepada keluarga – keluarga kita yang tertimbun,” katanya.
Selanjutnya Gubernur Longki, telah mengeluarkan keputusan untuk memperpanjang masa tanggab darurat II terhitung sejak 13 – 26 Oktober 2018 mendatang. Di mana keputusan itu dilandasi dengan mendengarkan saran dan masukan, Kepala Basarnas, Bambang, Sestama BNPB, Dody Ruswandi, Wali Kota Palu, Hidayat, Bupati Donggala, Kasman Lassa, Bupati Sigi, Irwan Lapatta, semua lembaga, dan kementrian terkait. BOB